Perubahan Iklim:Â
Perubahan iklim dapat berdampak pada siklus air dan menyebabkan kekeringan atau banjir. Hal ini dapat mempersulit akses terhadap air bersih di beberapa wilayah.
Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan:Â
Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan akses terhadap air bersih juga berperan penting. Kurangnya pengetahuan atau kesadaran dapat menghambat praktek-praktek sanitasi yang baik.
Selain itu, untuk mengatasi tantangan sanitasi, negara-negara Afrika dapat mempertimbangkan teknologi bio-digesti yang cocok untuk lingkungan yang kekurangan air. Misalnya, Asosiasi Air dan Sanitasi Zambia (WASAZA) telah meningkatkan upaya untuk mendukung sekolah mengembangkan dan membangun jamban biologis sanitasi yang menggunakan teknologi bio-pencernaan untuk mengolah limbah organik dan feses.
APET percaya bahwa peningkatan fasilitas jamban biologis berpotensi meningkatkan sanitasi di sekolah-sekolah di Afrika, bahkan di komunitas yang kekurangan air. Untungnya, jamban bio juga dapat menyediakan energi biogas untuk digunakan dalam memasak makanan bagi berbagai komunitas. Selain itu, limbah bio-jamban juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kaya nutrisi untuk keperluan pertanian.
APET juga mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan teknologi pemanenan air yang lebih baik yang dapat meningkatkan pasokan dan keamanan air. Oleh karena itu, teknologi dan praktik pengelolaan pengambilan air asli dapat diadopsi oleh negara-negara Afrika untuk mengatasi ketersediaan air di wilayah yang kekurangan air. Pertimbangan tersebut dapat mencakup sistem tangkapan air permukaan dan sistem pengelolaan pengambilan air tanah. Teknologi pengambilan dan pengangkutan air yang biasa digunakan di Maroko, Spanyol, Suriah, Iran, serta Asia Tengah dan Timur dapat membantu masyarakat Afrika yang kekurangan air untuk memperoleh air portabel untuk keperluan rumah tangga dan irigasi, bahkan di tengah curah hujan rata-rata dengan pola yang tidak menentu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H