Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
Nandia umi uchtiana_CGP Angkatan 4 Kabupaten Pati
- FACT (PERISTIWA)
LATAR BELAKANG
Sebagai guru atau pemimpin pembelajaran kita sering sekali dihadapkan dengan situasi atau dilema yang menuntut kita sebagai guru bijak dalam mengambil keputusan. sebuah dilema dimana terjadi pertentangan antara benar atau salah atau bujukan moral atau pertentangan dua kebenaran. pada situasi dilema etika diperlukan paradigma atau nilai-nila kebajikan universal., rasa tanggungjawab dan juga keberpihakan pada murid sehingga sebagai pemimpin pembelajaran bisa mengambil keputusan yang beretika. ada banyak kasus dilema etika yang tejad di SMK N Jateng di Pati diantaranya pelanggaran penggunaan HP di sekolah dimana SMKN Jateng di Pati merupakan sekolah boarding yang memiliki aturan salah satunya yaitu bahwa siswa tidak boleh membawa atau menggunakan HP tanpa pendampingan dari guru dan karyawan . Pada suatu hari ditemukan siswa dari kelas X yang melanggar peraturan sekolah dengan menyembunyikan HP dan menyalahgunakannya ketika semua guru dan karyawan sedang melakukan rapat bersama kepala sekolah. Sesuai dengan aturan yang berlaku di sekolah siswa tesebut mendapat konsekuensi atas tindakan yang dlakukan salah satunya yaitu penyitaan HP oleh sekolah sampai waktu yang telah di tentukan untuk dikembalikan kepada siswa tersebut.
ALASAN MELAKUKAN AKSI NYATA
saya sebagai wali kelas dari siswa tersebut mengalami dilema etika ketika anak terseut mendatangi saya untuk meminta bantuan. setelah saya melakukan coaching dengan anak tersebut tenyata anak tersebut melakukan pelanggaran dilatarbelakangi karena stres dengan permasalahan yang terjadi di keluarganya. ibunya pergi dari rumah karena telilit hutang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga anak tersebut melakukan pelanggaran dengan tidak mengembalikan HP yang dipinjam dari pamong asrama untuk mencari pekerjaan untuk membantu ibunya ketika selama KBM daring 2 minggu di rumah. Disinilah saya mengalami dilema etika untuk mengambil keputusan apakah harus membantu anak tersebut untuk mendapatkan HP nya kembali untuk sementara waktu selama KBM daring atau tetap untuk menegakan peraturan sekolah dengan tetap menyita HP tersebut.Â
HASIL AKSI NYATA
Saya mencoba mengambil keputusan dengan berdasarkan materi pada modul 3.1 yang sudah saya pelajari, selain itu juga mencoba melakukan komunikasi dengan wali murid yang bersangkutan , pamong asrama, pamong disiplin dan juga Guru Bk dan kesiswaan tentang permasalahan siswa tersebut. Bedasarkan paradigma dan prinsip pengambilan keputusan , paradigma yang terjadi dalam kasus ini adalah rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) kemudian prinsip yang saya ambil yaitu berpikir berbasis rasa perduli ( Care Based Thinking) saya mencoba menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang akan diambil sehingga dpatlah sebuah keputusan yang tepat yaitu dengan mengembalikan sementara HP sitaan siswa tersebut untuk digunakan selama KBM daring d rumah selama 2 minggu dengan pertmbangan agar siswa tersebut tetap dapat melaksanakan KBM daring dengan baik.
    2.FEELINGS (PERASAAN)
Saya sebagai pemimpin pembelajaran merasa tertantang dan termotivasi untuk melakukan suatu keputusan sebagai salah satu bentuk solusi atas permasalahan yang tejadi pada peristiwa tersebut dengan menggunakan matei serta langkah-langkah yang sudah di pelajari pada modul 3.1 sehingga keputusan yang saya ambil tepat dan dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa.
   3. FINDINGS (PELAJARAN)
Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan aksi nyata adalah menjadi lebih tenang saat menghadapi permasalahan yang muncul dalam bentuk Dilema Etika, yang membuat kita kesulitan mengambil keputusan yang tepat karena ada dua sisi yang harus diperhitungkan dan dipertimbangan dengan matang. Melalui Materi Modul 3.1 a pamong disiplin.