Mohon tunggu...
Nanda Wulandari
Nanda Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Publik terhadap Karen's Dinner Meniru Budaya Barat

20 Januari 2023   20:35 Diperbarui: 20 Januari 2023   20:53 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Restoran cepat saji Karen's Diner yang baru saja buka di Indonesia tengah menuai kritikan publik hingga trending Twitter. Sebagaimana diketahui, Karen's Diner memiliki konsep 'Good Food Terrible Service' atau makanan baik dengan pelayanan yang mengerikan. Alih-alih menyesuaikan restoran asal Australia, pelayanan Karen's Diner justru dinilai 'menyimpang' dari konsep aslinya.

Bagaimana tidak, pelayanan Karen's Diner Indonesia belum lama ini viral lantaran dianggap body shamming kepada pelanggannya. Hal ini terjadi disebabkan setelah muncul sebuah video di mana aksi para pelayan Karen's Diner marah-marah kepada pelanggannya.

Di dalam video yang tengah viral misalnya, salah satu pelayan menghina seorang pelanggan dan mengatakan wajahnya seperti pantat panci.

Belum lagi salah satu pelayan mengambil batu es di minuman si pelanggan langsung diobok-obok dengan jarinya. Pelanggan tersebut rupanya seorang Youtuber Indira Kalistha yang saat itu tengah berkunjung ke Karen's Diner.

Kejadian Adu mulut tersebut berawal ketika seorang pelayan Karens Diner menghampiri dan menanyakan apakah sudah memesan menu. Menggunakan kata pasang bukan melihat. "Sudah pasang menunya belum?" tanya pelayan rambut pendek

Hal tersebut membuat Indira kalistha beserta kelompoknya bingung dengan pertanyaan dari pelayan restoran Karens Diner dan memastikan kembali kata-kata itu. Serta membuat sang YouTuber naik darah.

Media sosial merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai produk teknologi, maka media sosial dapat memunculkan jenis interaksi sosial baru yang berbeda dengan interaksi sosial sebelumnya. Minat perilaku akan menentukan perilakunya. Perilaku-perilaku yang diinginkan adalah perilaku-perilaku yang kejadiannya merupakan suatu hasil langsung dari usaha-usaha di bawah sadar yang dibuat oleh seseorang individual.

Dalam Artikel ini, saya akan mengeksplorasi bagaimana perspektif masyarakat terhadap Karen's Diner Di jakarta terhadap budaya populer dalam berkomunikasi.

Karen's Diner merupakan restoran viral di Indonesia yang meniru restoran yang berasal dari Australia yang telah diresmikan dengan acara pembukaan di Jakarta pada tanggal 20 Desember 2022 lalu yang belokasi di kawasan Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan.

Tentu saja mempunyai ciri khas atau konsep yang melayani dengan muka jutek, kelakuan yang mengerikan. Interaksi yang terjadi di Karen's Diner dapat membentuk realitas sosial bagi pelanggan satu sama lain misalnya, adanya interaksi pelayan terhadap pelanggan yang menuju konflik maka pelanggan lain akan ikut menyaksikan konflik itu, maka pelanggan tersebut akan beranggapan bahwa konflik sudah biasa terjadi di Karen's Diner.

Perspektif saya terhadap karen's diner di indonesia ini kesannya sangat amat berlebihan atau bahasa gaulnya norak. Meskipun Karen's Diner mengusung konsep dengan memberi pelayanan yang mengerikan namun akan sangat terlihat berlebihan ketika sudah melenceng pada kata body shaming seperti adanya sikap rasisme terhadap custumernya.

Hujatan-hujatan pun banjir di media sosial. Banyak yang ber'opini bahwa Karen's Diner sudah lewat batas layaknya tidak pantas atau bersikap terlalu kasar karena tidak semua budaya barat di aplikasikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun