Mohon tunggu...
sri mulyani
sri mulyani Mohon Tunggu... -

seorang ibu rumah tangga yang ingin mengekspresikan segenap pikirannya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Tetap Berpeluang Meski Terkekang

22 Agustus 2014   04:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:54 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

“Seorang sociopreaneur adalah orang yang memiliki kepedulian social yang tinggi”, setujukah Anda dengan kalimat tersebut? Kalau saya setuju. Sebutan tersebut layak diberikan pada Titin Agustina, perempuan muda ini adalah founder, owner sekaligus managing director Kraviti. Kraviti berdiri pada tahun 2005, memproduksi kain perca batik menjadi home textile.

Keberhasilan Tina, demikian panggilan akrabnya, memenangkan lomba Kewirausahaan Sosial (MBM Challenge) yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri tahun 2002 lalu, memacu Kraviti untuk membuka peluang pasar. Awalnya dengan memberikan pelatihan dan pembinaan pada penduduk di lingkungan tempat tinggalnya. Kemudian timbul inisiatif untuk bekerjasama dengan penghuni Lapas wanita Sukamiskin Bandung. Tina juga mengajak serta sebuah organisasi internasional yaitu JCI (Junior Chamber International) untuk ikut terlibat di dalam memberikan pelatihan tersebut.

Menjadi seorang sociopreaneur ,Tina harus menekankan kepada warga binaannya agar benar-benar menghasilkan produk yang berkualitas. Sehingga konsumen membeli bukan karena kasihan atau sekedar memberikan santunan. Jika melihat produk dari Kraviti maka kita akan melihat hasil kerajinan tangan yang sangat menarik dan memiliki kualitas yang baik. Melihatnya saja kita akan langsung berfikir “Indonesia Banget”. Kain perca batik bisa berubah menjadi bed cover, sarung bantal, seprai, tablecloth & runner, aksesoris, dsb.

Harapan Tina, penghasilan rutin yang mereka dapatkan selama berada di lapas bisa ditabung dan jika bebas kelak bisa dijadikan modal buka usaha sendiri. Tina juga berharap, mereka tidak hanya memiliki ketrampilan yang menghasilkan, tetapi juga memiliki rasa percaya diri untuk kembali berbaur di masyarakat. Yang sering terjadi, bekas penghuni lapas mengalami krisis kepercayaan diri, karena lingkungan di mana dia tinggal masih memandang sebelah mata.

Dibutuhkan orang-orang dengan semangat dan kesadaran seperti Tina ini. Dan yang tak kalah pentingnya, diharapkan masyarakat memberikan kepercayaan dan menerima mereka untuk kembali berada di tengah-tengah keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun