Mohon tunggu...
Nanda Syahrani Alyashoufie
Nanda Syahrani Alyashoufie Mohon Tunggu... Freelancer - Halo

Halo

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film "Habibie & Ainun 3", Gula Jawa yang Berubah Menjadi Gula Pasir

5 Januari 2020   22:07 Diperbarui: 5 Januari 2020   22:10 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

 Ainun kembali berhasil membuktikan bahwa wanita juga dapat melakukan hal hebat selain mengerjakan pekerjaan rumah, yaitu dengan menjadi lulusan terbaik mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia. Hal tersebut juga berhasil mematahkan kesombongan senior yang merendahkannya, Agus.

Film ini memang banyak diisi oleh keindahan momen kisah-kasih Ainun dan Ahmad. Namun, pada akhirnya, Ainun melabuhkan hatinya pada sosok teladan dan penuh cinta bernama Bacharuddin Jusuf Habibie. 

Setelah melewati berbagai tantangan hidup, Habibie dan Ainun ditakdirkan bertemu kembali. "Ainun, cantiknya! Kok gula jawa berubah jadi gula pasir?" ucap Habibie saat pertama kali bertemu Ainun kembali.

Latar tempat dalam film ini sangat mewakili gambaran sesuai zamannya. Rumah-rumah dengan gaya arsitektur kuno dan tempat-tempat berbau hal-hal tradisional memperkuat suasana sesuai dengan masa hidup Habibie dan Ainun. 

Selain itu, beberapa latar tempat dimana Ainun dan Ahmad sedang bersenang-senang, seperti pemandangan pantai, berhasil memanjakan mata penonton setelah sebelumnya dijejali latar tempat dengan suasana gelap dan mencekam, yaitu saat Ainun dan Ibunya sedang berusaha bersembunyi dari kejaran para tentara Jepang.

Penggunaan alur cerita maju-mundur dalam film ini menciptakan suasana yang berbeda dari film Habibie sebelumnya. Isi dan amanat dalam film ini sangat berbobot dan mendidik. 

Banyak nilai yang dapat menginspirasi penonton, diantaranya seperti nasionalisme dan semangat juang yang tinggi, membuat film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh kalangan muda pejuang bangsa. 

Terdapat beberapa makna tersirat yang dapat diambil dalam film ini, salah satunya ialah tidak peduli seberapa besar ombak mencoba menghancurkan karang, seberapa banyak masalah yang mencoba menghalangi ambisi dan cita-cita, perjuangan harus tetap berlanjut.

Penokohan pada sosok Habibie dalam film ini bisa dibilang sangat totalitas. Saat memerankan Habibie di masa tuanya, Reza Rahardian berhasil mewakili figur Habibie versi tua.

 Penonton seakan diajak kembali melihat sosok Habibie yang sebenarnya. Cara bicara, cara berjalan, gerak tubuh dan wajah Reza nyaris sama persis dengan Habibie. 

Kabarnya, dibutuhkan waktu selama 7 jam untuk menyelesaikan make-up Habibie versi tua tersebut. Selain itu, terdapat adegan yang membuktikan ke-totalitas-an penokohan Habibie dalam film ini, yaitu saat Habibie (Reza Rahardian) berjalan bersama Ainun (Maudy Ayunda). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun