Mohon tunggu...
Nanda Sarah
Nanda Sarah Mohon Tunggu... -

mahasiswa psikologi unpad 2012

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menghadapai Musim Penghujan dengan Dua Teknik Penyerapan Air

6 Desember 2012   05:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:06 3802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada musim penghujan yang panjang ini kita dapat menemukan keadaan dimana banyak air yang menggenang atau terbuang sia-sia. Bahkan air yang berasal dari hujan tersebut menjadi genangan air besar yang memenuhi jalan-jalan atau pekarangan dan mengakibatkan banjir. Untuk menghadapi keadaan seperti itu, kita dapat mencegahnya dan memanfaatkan air hujan yang turun. Curah hujan yang tinggi belakangan ini kerap membuat jalanan banjir.  Sebenarnya, penyerapan air ke dalam tanah dapat dilakukan dengan cara yang mudah. Dengan teknik penyerapan air tanah, air hujan yang tadinya hanya berbuang dan mengalir saja akan diserap kembali ke dalam tanah untuk melestarikan sumberdaya air tanah agar tidak terjadi kekeringan pada musim kemarau. Berikut ini adalah dua teknik penyerapan air  tanah yaitu lubang resapan biopori dan sumur resapan.

Lubang resapan biopori adalah metode yang dicetuskan oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Metode ini ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat  menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.

Lubang Resapan Biopori dapat dimanfaatkan untuk menambah air yang meresap masuk ke dalam tanah untuk menambah airtanah itu sendiri, selain itu lubang biopori yang dibuat dapat dimaksimalkan untuk membuat kompos alami dari sampah organik. Dengan lubang biopori dapat mengurangi genangan air dan juga banjir serta mencegah terjadinya erosi tanah dan longsor pada tanah yang kurang kompak atau lemah. Tempat-tempat yang dibuat lubang biopori biasanya pada saluran air hujan, pada tanah kosong ataupun di halaman.

Dengan banyaknya manfaat yang diberikan biopori ini tidak salahnya kita memanfaatkannya di sekitar kita. Untuk membuat lubang resapan biopori ini cukup mudah, berikut ini adalah cara membuat lubang resapan biopori.

  1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak         antar lubang antara 50 - 100 cm
  2. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
  3. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
  4. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

Selanjutnya salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kekurangan air tanah adalah dengan membuat sumur resapan air tanah. Sumur resapan merupakan salah satu konservasi air yang bisa dilakukan. Dengan muka air yang tetap terjaga atau menjadi lebih dangkal. Air tanah dapat dimanfaatkan saat terjadi musim kemarau.

Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan atau aliran permukaan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sama seperti biopori, manfaat dari sumur resapan air adalah meminimalisir terjadinya bencana banjir saat musim penghujan sekaligus sebagai dengan menanam air ke dalam tanah. Ini sekaligus menambah persediaan air bersih di dalam tanah yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.

Berbeda dengan pembuatan lubang resapan biopori, membuat sumur resapan air memang membutuhkan biaya yang lebih besar. Selain itu tidak semua lahan dapat dibuat sumur resapan, harus memperhatikan syarat-syarat umum sebagai berikut

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat sumur resapan adalah:

  • Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah yang berlereng, curam atau labil
  • Sumur resapan harus berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan
  • Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan.
  • Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan menyerap air) minimal 2,0 cm per jam.

Cara pembuatan sumur resapan air pada rumah dengan talang air adalah sebagai berikut:

[caption id="" align="alignright" width="259" caption="Sumur Resapan "]

[/caption]
  1. Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m namun tidak melebihi muka air tanah.
  2. Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa plesteran) atau pasangan batu kosong.
  3. Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur resapan dengan menggunakan pipa paralon.
  4. Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi dari  muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut.
  5. Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15 cm.
  6. Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Di atas plat beton ini dapat diurug dengan tanah.

Setelah kita ngetahui adanya metoda yang baik untuk melestarikan air tanah. Tentunya ini akan bermanfaat bagi kehidupan kita selanjutnya, alangkah baiknya kita menjaga alam sekitar untuk kehidupan. Selamat mencoba!

Referensi :

www.alamendah.wordpress.com

www.menlh.go.id

www.asalasah.blogspot.com/2012/03/manfaat-dan-teknik-pembuatan-lubang.htm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun