Marjinalisasi gender merupakan isu yang lazim terjadi di banyak masyarakat, termasuk di daerah-daerah berkembang. Perempuan sering kali menghadapi berbagai kendala yang membatasi partisipasi dan kontribusi mereka terhadap pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengoptimalkan peran perempuan dalam mengatasi masalah marjinalisasi gender dalam pengembangan masyarakat. Esai argumentatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi dua aspek penting dari optimalisasi ini: keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan peningkatan akses perempuan terhadap kegiatan ekonomi.
Aspek pertama menyoroti pentingnya melibatkan perempuan dalam proses pengambilan keputusan di semua tingkatan, mulai dari keputusan rumah tangga hingga perencanaan dan pembuatan kebijakan di tingkat masyarakat. Perspektif perempuan sangat penting untuk menciptakan kebijakan inklusif yang mengatasi ketidaksetaraan gender, karena mereka memiliki pengalaman dan wawasan yang unik tentang bagaimana marjinalisasi gender memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Memberdayakan perempuan melalui partisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan juga dapat membantu mendobrak struktur patriarki tradisional yang membatasi kemampuan mereka untuk berkontribusi secara bermakna.
Aspek kedua berfokus pada peningkatan akses terhadap kegiatan ekonomi bagi perempuan. Pemberdayaan ekonomi merupakan pendorong penting untuk meningkatkan kesetaraan gender dan mengurangi tingkat kemiskinan. Banyak perempuan menghadapi hambatan yang signifikan seperti terbatasnya akses pendidikan, sumber daya keuangan, dan norma-norma budaya yang diskriminatif sehingga mereka tidak dapat berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan ekonomi. Dengan mempromosikan kesempatan yang sama bagi partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk berkontribusi secara penuh.
Mengoptimalkan peran perempuan dalam mengatasi masalah marjinalisasi gender dalam pengembangan masyarakat membutuhkan upaya bersama untuk memberdayakan mereka baik secara ekonomi maupun sosial dengan melibatkan mereka secara aktif dalam proses pengambilan keputusan di semua tingkatan.
Keterlibatan Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan:
Dalam konteks pembangunan kelurahan, keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan adanya isu marginalisasi gender yang masih terjadi di masyarakat. Perempuan seringkali dianggap sebagai objek atau alat bagi pihak-pihak tertentu dalam pembangunan, sehingga hak-hak mereka seringkali tidak terpenuhi. Namun, dengan optimalisasi peran perempuan dalam pengambilan keputusan, maka dapat diharapkan bahwa isu marginalisasi gender dapat diminimalisir.
Perempuan mempunyai potensi yang besar untuk memberikan kontribusi positif dalam pengambilan keputusan. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih luas ketika menghadapi suatu masalah atau situasi tertentu. Selain itu, perempuan juga mempunyai naluri empati dan kepekaan sosial yang tinggi sehingga mereka mampu merespons kebutuhan masyarakat secara lebih tepat.
Namun sayangnya, keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan masih belum optimal. Beberapa faktor seperti patriarki dan stereotip gender menjadi hambatan utama bagi partisipasi aktif perempuan dalam berbagai bidang termasuk pengambilan keputusan. Padahal jika kita melihat data dari berbagai negara, partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan telah terbukti memberikan dampak positif pada pembangunan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki dalam berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, juga diperlukan adanya edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan perempuan dalam berbagai bidang sehingga mereka mampu memainkan peran yang lebih aktif.
Dalam konteks pembangunan kelurahan, keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan juga menjadi sangat penting. Kelurahan merupakan unit terkecil dari pemerintahan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, jika ingin menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, maka partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi hal yang mutlak harus diperhatikan.
Peningkatan Akses Perempuan Pada Kegiatan Ekonomi:
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pengakuan akan pentingnya partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi. Pemberdayaan perempuan bukan hanya masalah hak asasi manusia, tetapi juga merupakan faktor penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Namun demikian, perempuan masih menghadapi hambatan yang signifikan dalam mengakses peluang ekonomi, terutama di negara-negara berkembang. Dalam banyak kasus, hambatan-hambatan ini berakar pada norma-norma sosial dan praktik-praktik budaya yang melanggengkan ketidaksetaraan gender.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk meningkatkan akses perempuan terhadap kegiatan ekonomi dan mendorong partisipasi mereka dalam angkatan kerja. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai langkah, termasuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi anak perempuan dan perempuan muda, menyediakan akses keuangan dan kredit, mempromosikan kewirausahaan dan pengembangan usaha kecil, dan memastikan upah yang setara untuk pekerjaan yang setara.
Salah satu bidang utama di mana partisipasi perempuan dapat ditingkatkan adalah di bidang ekonomi informal. Perempuan sering kali terwakili secara berlebihan di sektor ini, tetapi menghadapi tantangan yang signifikan karena kurangnya perlindungan hukum, kondisi kerja yang buruk, dan terbatasnya akses ke sumber daya. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, para pembuat kebijakan perlu mengembangkan intervensi yang ditargetkan untuk mendukung hak-hak pekerja sektor informal sekaligus mempromosikan formalisasi.
Bidang penting lainnya di mana pemberdayaan ekonomi perempuan dapat dipromosikan adalah dengan mengatasi kekerasan berbasis gender (GBV). Kekerasan berbasis gender tidak hanya merugikan individu tetapi juga memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang luas. Perempuan yang mengalami kekerasan dapat mengurangi produktivitas di tempat kerja atau bahkan keluar sama sekali dari angkatan kerja. Oleh karena itu, perlu untuk menyediakan layanan dukungan bagi para penyintas KBG sekaligus mengatasi akar penyebab yang melanggengkan kekerasan terhadap perempuan.
Secara keseluruhan, meningkatkan akses perempuan dalam kegiatan ekonomi akan membutuhkan upaya komprehensif di berbagai sektor seperti kebijakan pendidikan harus fokus pada penghapusan kesenjangan gender; undang-undang ketenagakerjaan harus memastikan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama; lembaga keuangan harus memfasilitasi skema keuangan mikro yang dirancang khusus untuk wirausaha perempuan; program jaminan sosial harus mencakup ketentuan yang melayani untuk melindungi kelompok-kelompok rentan seperti ibu tunggal yang sering dikecualikan dari manfaat tersebut karena stigma masyarakat yang melekat pada status mereka sebagai ibu tunggal. Langkah-langkah ini akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sebagai kesimpulan tulisan ini, terbukti bahwa optimalisasi peran perempuan dalam menjawab isu marjinalisasi gender dalam pembangunan perkotaan sangatlah penting. Keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan peningkatan akses mereka terhadap kegiatan ekonomi merupakan dua aspek kunci yang dapat memfasilitasi tercapainya kesetaraan gender dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat lokal dapat menghasilkan kebijakan yang lebih inklusif dan adil yang memenuhi kebutuhan dan keprihatinan semua anggota masyarakat. Perspektif, pengalaman, dan pengetahuan perempuan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengidentifikasi dan mengatasi ketidaksetaraan berbasis gender yang mungkin tidak terlihat oleh laki-laki.
Selain itu, meningkatkan akses perempuan terhadap kegiatan ekonomi dapat meningkatkan status sosial, kemandirian finansial, dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan kesempatan yang sama untuk pendidikan dan pelatihan, mempromosikan kewirausahaan di kalangan perempuan, memastikan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, dan menghapuskan hukum atau praktik yang diskriminatif.
Nanda Restu Vebrianna (S422208013)
Dosen : Dr. Sarjianto, M.Si
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H