Mohon tunggu...
Nandar Dinata
Nandar Dinata Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencoba menjadi seseorang yang bisa memberi arti bagi sesama....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Kenang

9 September 2014   09:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan benar memang,

Malam ini memang tak sebegitu sepi

Bahkan cenderung penuh dengan gemerlap cahaya

Namun, entah mengapa

Tak mampu aku pungkiri ketika sunyi

Telah meminta ruang lebih dalam langit hati

Dan sungguh, tanpamu, sunyi hati semakin menyayat dinding hati

***

Dan benar memang,

Gemerlap pijar gemintang memenuhi langit malam

Bersenda gurau dan bertegur sapa dengan sang dewi malam

Tuk menemani dinginnya laju malam setiap insan

Namun, entahlah mengapa

Tak sanggupku menahan dinginnya gelisah jiwa ini

Pun jua untuk sekedar memalingkan angan

Ketika bayang wajahmu telah memenuhi ruang kenang

***

Dan benar memang,

Pagi akan kembali menyapa

Setelah malam purna menemani mimpi kita

Namun, entahlah

Selalu saja ada gundah yang menyerta

Ketika adamu kini kian bias adanya.

***

Dan benar dinda

Sampai kini jiwa ini tak pernah letih

Bercengkrama dengan rindu yang mendera

Tuk berdialektika dengan hasrat dan rasa yang ada

Pun menikmati lara tanpa luka

Yang tak pernah sepi memahat dinding jiwa

[ND]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun