Mohon tunggu...
Politik

3D (Demo Dalam Demokrasi)

25 September 2016   20:43 Diperbarui: 26 September 2016   21:51 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana yang telah kita ketaui bahwa demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Demo” artinya rakyat dan “Kratos” artinya power atau kekuasaan. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa demokrasi adalah kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Rakyat dapat berperan dalam tercapainya suatu tujuan tertentu dengan cara menyampaikan pendapat mereka secara bebas dan tanpa ada yang dapat melarang.

Salah satu produk dari demokrasi itu sendiri adalah mahasiswa yang menyampaikan aspirasi mereka dalam konteks unjuk rasa (demo). Unjuk rasa atau demonstrasi (demo) adalah sebuah aksi masyarakat atau kelompok tertentu dalam menyampaikan aspirasi mereka secara terbuka dimuka umum. Namun aksi demo disini bukan aksi demo yang anarkis dan dapat menimbulkan kerusakan. Dapat kita ambil contoh dengan aksi unjuk rasa Mahasiswa Universitas Sriwijaya yang mengkritisi evaluasi 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK yang dianggap gagal. 

Dalam unjuk rasa yang tentu saja melibatkan Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Khairunnas, mengatakan bahwa merdeka bukan sekedar perayaan, karena yang terpenting adalah terwujudnya cita-cita kemerdekaan yang telah diproklamasikan. Dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, kepentingan bangsa menjadi kontroversi, kepentingan rakyat kalah oleh kepentingan partai politik penguasa. Ditengah kemelut persoalan bangsa yang kian rumit, pemerintah justru sibuk meresuffle kabinet sebagai realisasi program "bagi kursi" dengan partai koalisi. Reshuffle terus dilakukan tanpa memikirkan program kerja yang terpaksa tersendat bahkan mungkin tidak akan berlanjut dikarenakan perubahan pemegang wewenang. Kebakaran hutan dan lahan tak kunjung usai, polemik kesehatan dan pendidikan semakin memuncak, ketahanan pangan yang mengkhawatirkan, hingga kontroversi kursi menteri.

Dapat dilihat dari contoh diatas bahwa unjuk rasa menjadi salah satu produk demokrasi yang positif, mahasiswa bebas menyampaikan aspirasi mereka. Namun terkadang demokrasi dalam konteks mahasiswa menyapaikan aspirasi mereka dapat berujung kericuhan dan ini adalah bentuk demokrasi yang disalah gunakan. Hal itulah yang membuat beberapa orang yang menjadi kontra terhadap sistem demokrasi itu sendiri.

Daftar Pustaka:

http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.co.id/2015/03/demokrasi-di-indonesia-pengertianmacam.html

http://sumeks.co.id/index.php/sumeks/update-terkini/18041-garda-sriwijaya-evaluasi-2-tahun-jokowi

Nama   : Nanda Rahmayantie Sa’adah

NIM    : 07041181621029

Kelas   : A, Sistem Politik. Ilmu Hubungan Internasional. Kampus Indralaya

Pembimbing    : Nur Aslamiah, BIAM.,M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun