Mohon tunggu...
Muh Nur Iskandarsyah
Muh Nur Iskandarsyah Mohon Tunggu... -

terus berusaha dan mencoba

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

MOTIVASI DAN IMPIAN

4 November 2014   19:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toni seorang anak kecil yang memiliki segudang mimpi untuk di capainya. Entah dari mana awalnya anak kecil ini yang awalnya hanya menyampaikan cita-cita dan impiannya ini muali berubah menjadi seorang anak yang mulai memiliki tekad untuk menggapai impiannya ini.

Semuanya bermula saat Toni masih duduk di bangku kelas 3 SD, Toni merupakan seorang anak yang biasa-biasa saja yang dengan kehidupan yang alhamdulilah mencukupi. Ayah Toni seorang PNS yang baik dan jujur, Ibu Toni hanyalah seorang Ibu rumah tangga yang saat ini sedang mengandung adik Toni yang usia kandungannya sudah mencapai 9 bulan.

Toni selalu menceritakan kepada teman-temannya dan tetangganya bahwa dia akan segera memiliki adik. Suatu hari Ibu toni yang sedang membersikan rumah tiba-tiba terpeleset dan terjatuh beliau mengalami pendarahan dan masalah pada kandungannya.

Toni yang sedang berada di sekolah cukup kaget dengan kedatangan sang ayah yang langsung mebawa Toni ke rumah sakit. Toni terus bertanya pada ayahnya apakah adik akan segera lahir. Ayahnya tersenyum dan meenjawab “Iya adik kamu akan segera lahir Ton”.

Setibanya di rumah sakit ayah Toni pergi bebicara dengan Dokter yang akan mengoprasi Ibut Toni, Toni yang tidak sengaja mendengar percakapan Dokter dan Ayahnya sangat kaget bahwa ternyata nyawa ibu dan calon adiknya sedang dalam bahaya, toni sangat sedih, takut dan kaget semuanya bercampur aduk  dalam perasaan dan batin Toni, akan tetapi ada satu kalimat yang di ucapkan sang Dokter yang membuat Toni memiliki setitik harapan dalam hati dan pikirannya. Dokter itu berkata “Pak berdoalah kepada Allah SWT semoga beliau memberikan kita pertolongan dengan bantuannya, Insyaallah aka nada sebuah keajaiban, dan saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelematkan nyawa Ibu dan anaknya karena itulah tugas saya sebagai seorang Dokter”.

Toni yang mendengarnya segera berlari ke mushola RS itu dan melaksanakan shalat kemudian berdoa “ya Allah ampunilah dosa-dosa kedua orang tua Toni, selamatkanlah ibu dan adik Toni, bantulah pak dokter agar dapat menyelamatkan nyawa ibu dan adik Toni, Toni berjanji apabila Ibu dan Adik Toni selamat Toni akan belajar dengan sungguh-sungguh untuk bisa jadi seperti pak Dokter yang akan berusaha membantu dan menyelamatkan orang-orang yang mengalami kesulitan.

Toni terus menerus berdoa di mushola itu, Beberapa lama kemudian Ayah Toni dating dengan berurai air mata, toni yang melihat ayahnya datang dengan wajah seperti itu sangat takut dan sedih Toni sudah mulai membayangkan yang tidak-tidak dan menjadi lemas, tiba-tiba ayah Toni berkata “nak adik dan ibu kamu selamat” kemudian memeluk Toni dengan erat, Toni yang terkejut tidak dapat berkata apa-apa. Ayah Toni kemudian mau mengajak Toni untuk menemui ibunya tetapi toni menarik tangannya dan berkata “ayah Toni mau menucapkan Terima Kasih dulu sama Allah”, Toni kemudian maju kedepan dan berdoa” Ya Allah terima kasih karena engakau telah mengabulkan Doa Toni, Toni berjanji akan menepati juga janji Toni untuk menjadi seperti Pak Dokter yang telah berhasil menyelmatkan nyawa Ibu dan Adik Toni”. Ayahnya yang mendengar doa Toni menetaskan air mata dan berjanji akan membantu anaknya untuk menepati janji anaknya tersebut.

Sampe saat ini Toni terus belajar, berusaha dan berdoa serta membantu orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan pertolongan dan berusaha untuk mengejar impian yang dia janjikan.

Tamat.

Carilah hikma di balik cerita ini…………… ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun