Mohon tunggu...
Nanda Putri Aprilia
Nanda Putri Aprilia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hobi: membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Syukuran

19 September 2024   20:27 Diperbarui: 19 September 2024   20:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil di lereng Gunung Merapi terdapat sebuah tradisi syukuran yang dilakukan setiap tahun oleh seluruh warga desa. Tradisi tersebut bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta atas berkah yang diberikan terutama setelah musim panen yang melimpah.

Kali ini syukuran dilakukan di rumah Pak Rudi, seorang petani yang memiliki ladang padi yang subur. Rumahnya dipenuhi oleh tetangga dan kerabat yang datang untuk merayakan keberhasilan panen. Dalam suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan, Pak Rudi membuka acara syukuran dengan memimpin doa bersama ia memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah panen yang melimpah. Semua orang yang hadir ikut mengaminkan doanya dengan penuh khidmat.

Setelah itu mulailah acara syukuran dimulai, ada musik tradisional yang mengalun, tari-tarian yang dilakukan oleh anak-anak desa, dan sajian makanan lezat yang disediakan oleh ibu-ibu desa. Semua orang tertawa menyanyi dan menikmati suasana kebahagiaan yang menghiasi rumah Pak Rudi. Syukuran itu berlangsung sampai larut malam, tetapi semangat dan kebahagiaan tetap menghangatkan hati setiap orang yang hadir. Mereka berharap tradisi syukuran ini dapat terus diwariskan kepada generasi berikutnya sebagai bentuk penghargaan dan rasa syukur kepada alam dan penciptanya. Mereka tahu bahwa tradisi syukuran merupakan bagian penting dari budaya dan kearifan lokal yang harus tetap dilestarikan dan dijaga dengan baik. Karena hanya dengan bersyukur dan berbagi kebahagiaan hidup ini akan menjadi lebih indah dan berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun