Menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Banyak yang mengatakan bahwa waktu 24 jam sehari terasa tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, mengurus anak, bahkan tak sedikit pula yang juga berperan sebagai ibu pekerja. Situasi yang tidak selalu menyenangkan dan banyaknya tanggung jawab membuat seorang ibu seringkali mengalami kelelahan, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, tidak hanya kesehatan secara fisik saja yang perlu diperhatikan, tetapi juga kesehatan mental. Harapannya, ibu yang bahagia akan menciptakan suasana keluarga yang bahagia pula.
Menurut WHO, sehat mental didefinisikan sebagai suatu keadaan sejahtera, dimana seorang individu dapat mengenali potensi dirinya, dapat menghadapi tekanan hidup sehari-hari, produktif, dan bermanfaat atau berkontribusi untuk komunitas dimana ia tinggal.
Mengapa ibu mudah stres dan emosinya mudah meledak-ledak?
Adakah dari kita yang merasa bahwa akhir-akhir ini merasa jadi mudah marah? Menjadi lebih sensitif? Atau merasa tidak bisa mengontrol emosi? Yuk mari kita cek dulu beberapa kondisi berikut ini :
1. Â Bagaimana kebutuhan dasarnya?
Tidur yang cukup dibutuhkan agar tubuh tetap fit dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Rata-rata jam tidur ideal bagi individu dewasa adalah 7-9 jam/malam. Tidur yang tidak berkualitas dapat meningkatkan resiko stres, kecemasan, dan depresi. Selain itu, perlu juga memperhatikan pola makan kita dengan makan makanan yang bergizi, menghindari junk food, gula dan kafein yang berlebihan.
2. Â Apakah ada masalah lain yang mengganggu ?
Masalah sehari-hari yang datang bersamaan dapat mempengaruhi kesehatan mental kita, seperti : adanya masalah finansial, konflik dengan suami, konflik dengan orangtua-mertua, anak yang sedang sakit/rewel, adanya masalah dalam pekerjaan, ditambah dengan kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar.
3. Â Parental Burnout
Parental burnout didefiniskan sebagai kelelahan intens yang berkaitan dengan peran sebagai orang tua. Beberapa hal yang dirasakan seperti kelelahan secara fisik dan psikologis, merasa memiliki jarak emosional dengan anak, dan merasa peran pengasuhan tidak efisien.Â
Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental ?Â
1. Â Kenali keterbatasan diri.
Istilah super-mom bukan istilah yang asing bagi kita. Seorang ibu diharapkan selalu siap dengan banyaknya tanggung-jawab yang diterimanya. Selain bertugas merawat rumah, suami dan anak-anak, ia juga seringkali berperan sebagai dokter, juru masak, hingga ahli keuangan dalam keluarga. Bahkan ketika ia sedang merasa sangat lelah, ia akan tetap berusaha mengerjakannya dengan maksimal. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ibu juga seorang manusia biasa yang memiliki ketebatasan. Dengan mengenali keterbatasan diri, seorang ibu tidak perlu selalu menjadi sempurna dalam setiap peran yang ia jalani.Â
2. Â Kerjasama dengan social support.
Sangat wajar jika ibu tidak dapat melakukan segala sesuatunya dengan sempurna. Jangan ragu untuk meminta bantuan dengan orang terdekat jika memang membutuhkan.
3. Â Kenali kebutuhan dan tahap perkembangan anak.
Seringkali kita sebagai orang tua menjadi frustasi karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi pada anak. Kita pun tidak selalu bisa menangkap dengan baik apa yang ingin disampaikan anak dibalik perilakunya yang kita anggap "negatif". Â Misalnya, mengharapkan anak balita kita bersikap tenang ketika ia tidak mendapatkan keinginannya. Â Dengan mengenali kebutuhan dan tahap perkembangan anak, kita akan memiliki toleransi yang lebih tinggi ketika menghadapi stress dalam pengasuhan.
4. Â Memberi jeda untuk diri sendiri.
Banyak waktu yang kita berikan untuk keluarga, pekerjaan, maupun teman-teman yang membutuhkan kita. Di sisi lain kita sebagai ibu seringkali lalai untuk memberikan waktu untuk diri kita sendiri, atau yang kita sebut degan "me time". Me time tidak selalu identik dengan pergi berbelanja atau ke salon. Dengan kita menikmati waktu saat kita mandi atau makan makanan favorit juga dapat mengembalikan energi dan meningkatkan suasana hati kita ditengah-tengah kesibukan sebagai ibu.Â
5. Â Berlatih Journaling dan Mindfulness.
Journaling adalah sebuah kegiatan menulis tentang apa yang sedang dipikirkan dan rasakan ke dalam sebuah buku secara rutin. Beberapa manfaat dari kegiatan journaling seperti mengurangi stres dan kecemasan, membantu meregulasi emosi, dan meningkatkan mood (suasana hati). Journaling dapat dimulai dengan menuliskan gratitude journal (Jurnal Kebersyukuran), yaitu dengan menuliskan  hal-hal yang dapat Anda disyukuri pada hari itu. Tulislah dengan bebas apa yang dipikirkan dan dirasakan.
Mindfulness adalah kesadaran dan perhatian penuh terhadap apa yang terjadi di dalam diri kita dan apa yang sedang kita lakukan. Contoh mindfulness yang bisa kita lakukan yaitu mindful eating. Saat makan, cobalah untuk fokus pada aktivitas makan tersebut dengan memberikan perhatian penuh pada apa yang dimakan, merasakan cita rasa makanan, serta bagaimana saat mengunyah dan menelan.
Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan hebat, tetapi dapat sangat melelahkan secara fisik dan mental. Menjaga kesehatan mental menjadi sangat penting karena ibu adalah jantung keluarga, dimana ibu yang bahagia adalah awal dari keluarga yang bahagia. Namun, ketika ibu merasa sangat kelelahan, kehilangan kesenangan, hingga menurunnya produktivitas, jangan segan untuk membicarakan dengan orang sekitar atau konsultasi ke psikolog/psikiater, karena menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.Â
Referensi :Â
Ackerman, C. E. (2017). 23 Amazing Health Benefits of Mindfulness for Body and Brain. diakses 22 september 2022. https://positivepsychology.com/benefits-of-mindfulness/
Aryadi, I. P. H., Yusari, I. G. A., Dhyani, I. A. D., Kusmadana, I. P. E., & Sudira, P. G. (2018). Korelasi Kualitas Tidur Terhadap Tingkat Depresi, Cemas, Dan Stres Mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Berkala Neurologi Bali, 1, 10-15.
Mikolajczak, M., Gross, J. J., & Roskam, I. (2019). Parental burnout: What is it, and why does it matter?. Clinical Psychological Science, 7(6), 1319-1329.
Sutton, J. (2018). 5 Benefits of Journaling for Mental Health (positivepsychology.com). Diakses 21 September 2022. https://positivepsychology.com/benefits-of-journaling
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H