Dialektis Antara Jagat Gumelar dan Jagat Gumulung
Dalam pemikiran filsafat Jawa, konsep Jagat Gumelar dan Jagat Gumulung adalah dua aspek yang saling melengkapi dari alam semesta. Jagat Gumelar merujuk pada alam semesta yang tampak, nyata, dan bisa dirasakan oleh indera, sedangkan Jagat Gumulung merujuk pada alam semesta yang tersembunyi, batiniah, dan spiritual.Â
Keduanya mencerminkan keseimbangan antara dunia luar dan dunia dalam, yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam kuis ini, kita akan menjelaskan tiga gambar yang diberikan oleh dosen, yang merepresentasikan dialektika antara Jagat Gumelar dan Jagat Gumulung.
Gambar Pertama: Pohon Beringin di Tengah Alun-Alun
Penjelasan Gambar:
Gambar pertama menunjukkan sebuah pohon beringin besar yang berdiri di tengah alun-alun kota. Pohon beringin adalah simbol penting dalam budaya Jawa, mewakili kekuatan, stabilitas, dan hubungan antara langit dan bumi.
Analisis:
1. Jagat Gumelar:
  - Simbolisme Pohon Beringin: Pohon beringin dalam konteks ini melambangkan alam semesta yang tampak atau Jagat Gumelar. Pohon ini berdiri kokoh dan besar, terlihat oleh semua orang, dan memberikan naungan serta kehidupan bagi banyak makhluk hidup.
  - Kehidupan Sosial: Pohon beringin di alun-alun biasanya menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya. Orang berkumpul, berdagang, berdiskusi, dan melaksanakan upacara di bawah naungannya. Ini menunjukkan aspek sosial dan komunitas dalam Jagat Gumelar.
2. Jagat Gumulung:
  - Akar yang Tersembunyi: Bagian dari pohon beringin yang tersembunyi adalah akarnya. Akar yang kuat dan dalam menembus tanah adalah simbol dari Jagat Gumulung. Akar ini tidak terlihat, tetapi sangat penting untuk keberlangsungan hidup pohon, menggambarkan kehidupan batiniah dan spiritual yang mendukung keberadaan fisik.
  - Makna Filosofis: Dalam filosofi Jawa, akar yang kuat melambangkan pentingnya kehidupan spiritual dan batiniah. Tanpa akar yang kuat, pohon tidak bisa berdiri kokoh. Begitu pula, tanpa kehidupan batin yang mendalam, manusia tidak bisa mencapai keseimbangan dan ketenangan dalam kehidupannya.
3. Dialektika:
  - Interkoneksi: Gambar ini menunjukkan bahwa Jagat Gumelar dan Jagat Gumulung tidak bisa dipisahkan. Kehidupan luar dan kehidupan batiniah saling mendukung dan memperkuat. Pohon beringin yang besar dan kokoh hanya bisa bertahan karena memiliki akar yang kuat dan mendalam.
  - Harmoni: Kehidupan sosial di alun-alun di bawah naungan pohon beringin mencerminkan harmoni antara yang terlihat dan yang tersembunyi. Begitu pula, manusia perlu menjaga keseimbangan antara aktivitas eksternal dan kehidupan internal untuk mencapai kedamaian dan ketenangan.
 Gambar Kedua: Gunung dengan Kawah Aktif
 Penjelasan Gambar:
Gambar kedua menunjukkan gunung dengan kawah aktif yang mengeluarkan asap dan lava. Gunung aktif adalah simbol dari kekuatan alam yang luar biasa dan sering kali dikaitkan dengan dewa-dewi dalam mitologi Jawa.
 Analisis:
1. Jagat Gumelar:
  - Visualisasi Gunung: Gunung yang tinggi dan terlihat megah adalah representasi dari Jagat Gumelar. Gunung ini bisa dilihat dari jarak jauh dan menjadi penanda geografis yang penting. Asap dan lava yang keluar dari kawah menambahkan elemen dramatis yang menunjukkan kekuatan dan dinamika alam semesta yang tampak.
  - Aktivitas Geologis: Aktivitas gunung berapi mencerminkan proses-proses alami yang terjadi di permukaan bumi. Ini adalah bagian dari siklus alam yang dapat diamati dan dipelajari secara ilmiah.
2. Jagat Gumulung:
  - Kekuatan Tersembunyi: Di balik kemegahan gunung, terdapat kekuatan besar yang tersembunyi di dalam perut bumi. Aktivitas magma yang menyebabkan letusan gunung berapi adalah simbol dari Jagat Gumulung. Kekuatan ini tidak terlihat secara langsung tetapi memiliki dampak yang signifikan.
  - Makna Mistis: Gunung sering kali dianggap sebagai tempat suci yang penuh misteri dalam budaya Jawa. Aktivitas vulkanik dapat diinterpretasikan sebagai manifestasi dari kekuatan spiritual atau dewa-dewi yang bersemayam di dalam gunung.
3. Dialektika:
  - Manifestasi dan Potensi: Gambar ini menunjukkan hubungan antara manifestasi eksternal (letusan gunung) dan potensi internal (magma di dalam bumi). Tanpa potensi dan energi yang tersembunyi, tidak akan ada manifestasi yang terlihat.
  - Perubahan dan Transformasi: Letusan gunung berapi juga bisa dilihat sebagai simbol transformasi dan perubahan. Dalam kehidupan manusia, perubahan seringkali dimulai dari dalam, dari proses-proses batiniah yang kemudian bermanifestasi dalam tindakan dan kehidupan nyata.
 Gambar Ketiga: Pertunjukan Wayang Kulit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H