Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Negeri Semarang dengan Program Studi Seni Budaya melakukan aksi nyata dalam mengelola lingkungan. Pengelolaan lingkungan tersebut dikemas dalam bentuk karya seni.Â
Karya Seni tersebut dapat disaksikan di Kelurahan Kalisegoro, khususnya RT 04/ RW 02 yang merupakan salah satu wilayah yang telah berhasil menerapkan konsep konservasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek budaya maupun lingkungan. Konservasi di wilayah ini tidak hanya sebatas pelestarian alam, tetapi juga melibatkan upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya lokal yang ada.
Pembuatan Ecobrick: Inovasi Gaun Pesta dari Limbah PlastikÂ
Salah satu inisiatif yang menarik di Kalisegoro adalah pembuatan ecobrick, yaitu teknik pengolahan sampah plastik menjadi bahan bangunan yang kuat dan ramah lingkungan. Limbah plastik, yang biasanya hanya menjadi sampah tak terpakai, diubah menjadi bahan dasar untuk menciptakan produk-produk bernilai tinggi. Salah satu karya inovatif yang dihasilkan oleh warga adalah gaun pesta dari limbah plastik. Gaun pesta ini bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga simbol dari upaya konservasi lingkungan yang kreatif.Â
Proses pembuatan gaun ini melibatkan berbagai tahap, mulai dari pengumpulan limbah plastik, pembersihan, hingga pembentukan ecobrick yang kemudian dirangkai menjadi sebuah gaun. Hasilnya adalah sebuah busana unik yang tidak hanya menampilkan keindahan, tetapi juga pesan kuat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Pemberdayaan Ibu-ibu: Pengger ak Konservasi di KalisegoroÂ
Keberhasilan konservasi lingkungan di Kelurahan Kalisegoro tidak lepas dari peran aktif ibu-ibu di RT 04/ RW 02. Mereka menjadi penggerak utama dalam berbagai kegiatan konservasi, termasuk dalam pembuatan ecobrick dan produk-produk berbahan dasar limbah lainnya. Melalui kegiatan ini, ibu-ibu tidak hanya belajar tentang cara mengolah sampah, tetapi juga mendapatkan keterampilan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.Â
Pemberdayaan ini juga memperkuat solidaritas antarwarga, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan harmonis. Kegiatan bersama ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga menjadi sarana untuk mengasah kreativitas dan keahlian, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Pelatihan Tari Denok dan Paduan Suara: Menumbuhkan Aktivitas Positif bagi Anak-anakÂ
Di sisi lain, Kelurahan Kalisegoro juga berfokus pada pelestarian budaya lokal melalui pelatihan Tari Denok dan Paduan Suara untuk anak-anak di RT 04/ RW 02. Tari Denok, yang merupakan tarian tradisional khas Semarang, diajarkan kepada anak-anak dengan tujuan agar mereka mengenal dan mencintai budaya lokal sejakdini. Selain itu, paduan suara juga menjadi media bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan bakat mereka dalam seni musik.Â
Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk mengarahkan anak-anak pada aktivitas yang positif. Dalam era digital yang serba cepat ini, kegiatan seperti Tari Denok dan Paduan Suara dapat menjadi alternatif yang sehat bagi anak-anak, mengalihkan perhatian mereka dari aktivitas yang kurang produktif, seperti bermain gadget secara berlebihan.
Konservasi dalam budaya dan lingkungan di Kelurahan Kalisegoro merupakan contoh nyata bagaimana sebuah komunitas lokal dapat berkontribusi terhadap pelestarian alam sekaligus mempertahankan dan mengembangkan budaya lokal. Melalui inisiatif pembuatan ecobrick, pemberdayaan ibu-ibu, serta pelatihan Tari Denok dan Paduan Suara, warga RT 04/ RW 02 telah membuktikan bahwa upaya konservasi dapat dilakukan dengan kreatif dan inovatif, membawa manfaat yang luas bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H