Photo: alamy.com
Bayangkan ketika udara panas ditembakkan berputar di dalam sebuah keranjang tertutup. Udara berputar sangat cepat dan mampu menembus isi keranjang yang menghalangi sirkulasi di dalamnya. Hanya butuh hitungan menit, isi di dalam keranjang itu akan keluar dalam bentuk yang crispy di luar dan terasa lembut di dalamnya.Â
Jika kamu sering menonton konten tutorial memasak di TikTok, Instagram, dan lainnya, pasti sudah tidak asing dengan keranjang yang saya maksud di atas. Itu adalah air fryer, alat memasak yang sering disebut mampu menghasilkan gorengan tanpa menggorengnya.Â
Terdengar menarik pastinya, terutama bagi pecinta gorengan yang mulai dilema dengan kesehatannya. Alat ini pertama kali dikenalkan di Jerman pada tahun 2010 oleh perusahaan asal Belanda, Philips. Alat bernama "airfryer" ini cukup menarik perhatian, dengan nilai jual berupa kemudahan dan manfaat kesehatan yang ditawarkan. Beberapa waktu terakhir, alat ini sering muncul dan digunakan dalam konten-konten memasak yang tersebar di sosial media. Hal inilah yang mendasari saya untuk menulis artikel ini.
Tidak jarang, "menggoreng" menggunakan air fryer ini sering dibanding-bandingkan dengan cara menggoreng konvensional atau menggunakan minyak goreng. Makanan yang dihasilkan dari air fryer ini diklaim lebih sehat, karena tidak atau sedikit menggunakan minyak.Â
Saat ini, air fryer sudah lazim digunakan terutama di perkotaan. Alat ini cukup menyelesaikan masalah bagi orang yang tidak memiliki banyak waktu untuk menyiapkan masakan. Cukup dengan memasukkan makanan mentah ke dalam keranjang, menekan beberapa tombol, lalu kamu bisa melakukan aktivitas lainnya sambil menunggu makanan siap disajikan. Tidak perlu diam di dekat kompor untuk membolak-balik makanan, apalagi mengkhawatirkan minyak panas akan "meloncat" melukai kulit. Praktis! Itulah kata paling jujur yang akan keluar ketika kita membayangkan menggunakan alat ini.
Bagaimana alat sepraktis ini menyelesaikan pekerjaannya? Hampir sama seperti oven konveksi yang memiliki teknologi kipas internal, yang mampu membuat suhu panas di dalamnya lebih merata dibandingkan dengan oven baking. Hanya saja, air fryer mampu "memutar" udara panas lebih cepat daripada oven konveksi. Hal ini akan mempercepat proses memasak ketika menggunakan air fryer, karena udara panas di dalamnya akan lebih cepat merata ke semua sisi makanan.Â
Meskipun demikian, daya tampung atau kapasitas air fryer ini cukup terbatas untuk memasak makanan dalam jumlah banyak atau berukuran besar. Selain itu, tidak semua makanan bisa dimasak menggunakan air fryer ini, seperti makanan dengan adonan basah, atau makanan yang memiliki kandungan air tinggi. Memasak makanan menggunakan air fryer akan menghasilkan karakter makanan yang kering di permukaan luarnya, dengan warna kecoklatan, dan ajaibnya tanpa menggunakan minyak atau cukup sedikit saja. Tentu saja ini menjadi kabar baik bagi pecinta makanan renyah seperti gorengan. Kini mereka tidak perlu khawatir dengan masalah kesehatan yang menghantui, ketika makan gorengan yang dimasak menggunakan minyak goreng.
Tapi, apa iya menggunakan air fryer sesehat itu?
Menurut hasil riset yang dipublikasikan di website ResearchGate pada April 2019 lalu, menunjukkan bahwa makanan yang dimasak menggunakan air fryer mengandung kadar lemak yang lebih rendah. Selain itu karena hanya menggunakan sedikit minyak atau bahkan tidak sama sekali, makanan yang dimasak menggunakan air fryer juga memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit dibandingkan menggunakan minyak goreng. Menurut sumber yang sama, kualitas nutrisi yang terkandung di dalam makanan yang dimasak  menggunakan air fryer lebih tinggi, jika dibandingkan dengan menggoreng konvensional atau dengan minyak.Â
Hal ini menunjukkan bahwa dengan air fryer kita bisa merasakan makan gorengan yang lebih sehat, dan terhindar dari berbagai macam penyakit berbahaya. Seperti yang kita ketahui juga, penggunaan minyak goreng secara berulang memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Minyak goreng yang digunakan berulang kali akan meninggalkan asam lemak jenuh yang dapat mengakibatkan penyakit berbahaya. Jika dilihat dari aspek lingkungan, kita juga bisa turut mengurangi limbah minyak goreng yang terbuang setelah digunakan.