Namun, suatu malam ketika mereka berada di kampus, sebuah acara pesta besar diadakan untuk merayakan akhir semester. Pesta itu ramai dan dihiasi dengan ornamen-ornamen yang menyeramkan. Terdapat hiasan rumah berbentuk boneka, lilin, dan radio tua yang sama persis seperti yang mereka temukan di rumah Nyai Darmini.
Mira merasa jantungnya berdegup kencang saat melihat semua hiasan itu. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah kebetulan, namun ketakutannya semakin memuncak ketika dia melihat seorang gadis memakai topeng yang menyerupai wajah Nyai Darmini sedang berjalan menuju mereka.
Dia memutuskan untuk menghindari gadis itu dan berusaha mencari Dito dan Rani yang sudah berada di tengah keramaian. Namun, semakin dia mencari, semakin susah dia menemukan mereka. Di tengah kebingungannya, suara lagu perlahan mulai mengalun dari dalam gedung.
Mira menyusuri lorong-lorong yang sempit, mencari sumber suara itu. Saat dia akhirnya menemukan pintu yang terbuka, dia tak menyangka akan melihat apa yang ada di dalamnya. Di ruangan itu, dia melihat Dito dan Rani yang berdiri tak bergerak dengan wajah yang pucat menatap ke arahnya.
"Sudah waktunya untuk bermain," bisik suara serak dari belakang Mira. Dia berbalik dengan cepat dan terkejut melihat gadis berpakaian serba hitam dengan topeng Nyai Darmini berdiri di belakangnya.
"Sialan! Kau siapa?!" teriak Mira dengan ketakutan.
Gadis itu hanya tersenyum dan berkata, "Aku hanya ingin bermain denganmu."
Dan seketika itu benang-benang di kepala Mira berdiri tegak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H