Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Yang Terlupakan

22 Juli 2023   21:55 Diperbarui: 25 Juli 2023   00:08 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Lennart Wittstock/pexels.com

Tetapi yang paling mengejutkan adalah boneka di tengah ruangan, yang berukuran lebih besar dari yang lainnya. Boneka itu menyerupai wajah Nyai Darmini dengan mata yang tajam dan senyum menyeramkan.

Tiba-tiba, Dito merasa tangan kanannya dipegang erat oleh sesuatu. Dia menoleh, dan terkejut melihat Nyai Darmini berdiri di sampingnya dengan senyum menakutkan di wajahnya. "Kalian telah menginjak wilayahku yang terlarang," bisik Nyai Darmini dengan suara serak.

Seketika itu juga, Rani berteriak keras karena melihat bayangan hitam yang menyerupai sosok gelap mendekati mereka dari belakang. Mereka berusaha berlari keluar dari rumah, namun pintu keluar tiba-tiba tertutup dengan sendirinya. Mereka terjebak di dalam rumah yang mencekam.

Di tengah kepanikan, Mira mengingatkan dirinya sendiri tentang taruhannya: jika dia bisa bertahan di dalam rumah selama tiga jam, dia akan membuktikan bahwa semua cerita mistis tentang Nyai Darmini hanya bohong belaka. Dengan tekad bulat, Mira mengajak teman-temannya untuk mencari cara keluar.

Saat mereka merenungkan bagaimana caranya, pintu kembali terbuka perlahan. Tapi kali ini, bukan ketukan yang terdengar, melainkan sebuah lagu perlahan yang mengalun dari dalam rumah. Lagu itu terdengar merdu namun menyeramkan, dan menyedot perhatian mereka.

Mira, Dito, dan Rani mengikuti suara lagu itu hingga akhirnya mereka menemukan sumbernya di ruangan yang sama dengan boneka-boneka tadi. Ternyata, sumber lagu itu adalah radio lawas yang berbunyi sendiri tanpa ada yang menghidupkannya.

Saat Mira mencoba mematikan radio, ruangan itu tiba-tiba penuh dengan kegelapan. Mereka berpegangan tangan erat-erat dan berusaha mencari jalan keluar dalam kegelapan yang menyelimuti mereka.

Tak disangka, ketika cahaya kembali menyala, mereka berada di luar rumah Nyai Darmini. Mereka terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja mereka alami.

Dengan hati yang berdebar, Mira mengecek jam tangannya dan terkejut. Ternyata sudah lewat tiga jam sejak mereka memasuki rumah itu. Mira, Dito, dan Rani menatap satu sama lain dengan penuh keheranan. Mereka tidak tahu bagaimana cara mereka bisa keluar dari rumah itu tanpa sadar.

Ketika kembali ke desa, mereka berjanji untuk tidak pernah lagi memasuki rumah Nyai Darmini atau mencoba membuktikan keberadaan makhluk gaib. Kejadian itu meninggalkan mereka dengan cerita yang tak terlupakan dan ketakutan yang selalu mengintai di pikiran mereka setiap kali malam tiba.

Setelah beberapa minggu berlalu sejak kejadian mengerikan di rumah Nyai Darmini, Mira, Dito, dan Rani mencoba melupakan segala peristiwa mistis yang pernah mereka alami. Mereka kembali menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa, bersekolah, bergaul dengan teman-teman, dan berusaha mengabaikan rasa ketakutan yang masih menghantuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun