Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ant-Man and The Wasp: Quantumania, Pembuka Fase Baru yang Mengecewakan

21 Februari 2023   10:09 Diperbarui: 22 Februari 2023   08:57 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Pandemi Covid-19 datang, Marvel Cinematic Universe (MCU) menutup Fase 3 semesta yang dibangun sejak Iron Man (2008) dengan sangat apik dan koheren melalui Avengers End Game.

Setelah itu sepertinya semesta MCU di fase 4 dan saat ini masuk ke fase 5 melalui rilis terbaru Ant-man and The Wasp: Quantumania, atau kita sebut saja Quantumania dengan jalan cerita yang semakin tidak koheren.

Quantumania yang seharusnya menjadi batu penjuru untuk fase 5 terasa hanya menjadi sekuel yang tidak perlu dan seharusnya bisa dibuat dengan lebih solid dan lebih logis.

Melanjutkan jalan cerita predesesornya, Ant-man and The Wasp, plot cerita Quantumania berlanjut dengan Scott Lang alias Ant-Man (Paul Rudd) dan putrinya Cassie (Kathryn Newton, jagoan remaja baru di MCU dan dengan tone yang tepat untuk menyamai Rudd).

Lalu ada rekan dan sekaligus orang yang dicintai Scott, Hope van Dyne alias Wasp (Evangeline Lilly), dan orang tuanya, Hank (Michael Douglas) dan Janet (Michelle Pfeiffer).

Kelimanya (tanpa sengaja) terjebak di Alam Kuantum, yang pada dasarnya adalah dimensi subatomik yang menjadi kunci Avengers bisa kembali ke masa lalu dan menyikat Thanos.  

Namun, yang mereka tidak sangka adalah di alam kuantum tersebut ternyata ada kehidupan dan makhluk-makhluk yang sepertinya terinpirasi dari semesta Star Wars dan dicampur dengan The Guardian of Galaxy yang sedang merencanakan revolusi terhadap sang penakluk, mereka menyebutnya begitu.

Sang Penakluk tersebut adalah Kang The Conqueror (Jonathan Majors), salah satu musuh paling berbahaya di versi komik-nya dan merupakan kunci dari semesta multiverse MCU di fase 5.

Sayangnya Kang di entri terbaru ini tidak cukup mempunyai aura yang mengancam seperti halnya Thanos di fase-fase sebelumnya. 

Masalah semakin pelik ketika mereka menyadari bahwa Kang sekarang menguasai Alam Quantum dengan tangan besi, dan berusaha menggunakan Scott dan keluarganya untuk melarikan diri dan mengamuk di alam semesta dan multiverse.

Jelas, mereka harus melangkah untuk menghentikannya, dan sepanjang jalan mempelajari rahasia satu sama lain, membela apa yang benar, dan melakukan hal heroik mereka, klise khas Marvel.

Gado-gado antara Star Wars dikombinasikan dengan The Guardian of Galaxy dan mungkin ada sedikit campuran Thor Love and Thunder inilah yang membuat Quantumania sangat tidak koheren dan terlihat seperti dibuat hanya untuk melengkapi trilogi Ant-man.

Alam Kuantum yang Aneh

Bintang sebenarnya dari Quantumania adalah alam kuantum itu sendiri. Ini adalah dunia yang cerah dan imajinatif yang penuh dengan bentuk kehidupan yang aneh dan karakter yang menyenangkan, terutama pemimpin pemberontak Jentorra (Katy O'Brian) dan penerjemah / sahabat karibnya Veb, gumpalan agar-agar yang (diposisikan) konyol (disuarakan oleh David Dastmalchian).

Sebenarnya ini menyenangkan, dan sebenarnya sutradara Peyton Reed cukup berhasil membuat alam kuantum ini dengan cukup baik, ditambah dengan lelucon khas Lang yang sepertinya tidak akan lucu jika pemeran Scott Lang bukanlah Paul Rudd.

Pertanyaan akhirnya adalah, haruskah kita berharap lebih? Ini adalah entri ke-31 ke MCU dan semakin terasa jauh sekali dengan apa yang sudah dibangun di fase-fase sebelumnya.

Quantumania juga tidak terbantu oleh CGI ala Disney dan malah terasa kualitasnya turun dari entri MCU sebelumnya.

Satu kesalahan fatal Disney kali ini adalah Peyton Reed bukan James Cameron yang bisa membuat film bagus dengan 100% CGI seperti Avatar.

Sayangnya Disney tidak sadar dan terus melakukan berulang-ulang dengan CGI yang buruk, seperti di Thor Love and Thunder, dan juga She Hulk.

Plot cerita juga tidak menawarkan hal yang baru dari yang sebelumnya dan cenderung membosankan serta musuh yang tidak sesuai dengan yang dipromosikan akan bisa mengambil peran Thanos di fase sebelumnya.

Kebosanan itu tidak terbantu oleh runtime dua jam dan seharusnya bahkan ada beberapa adegan yang bisa dipotong tanpa mengurangi esensi cerita.

Pada akhirnya, saya kira masalahnya adalah MCU mengira kita memang menginginkan lebih, tetapi mereka terlalu sering menyamakan lebih banyak dengan lebih baik.

Saya ingin rasa takjub yang kita dapatkan di beberapa film pertama kembali. Mungkin melihat Quantumania ini sepertinya harapan itu tipis, tapi sekali lagi, saya melihat Wakanda Forever dan Shang Chi and the Ten Rings dan saya pikir mungkin harapan saya itu bisa terpenuhi.

Tetapi Disney jelas membutuhkan MCU untuk terus eksis, dan mereka menolak untuk berhenti karena takut kehilangan sumber pendapatan, sampai akhirnya demi mengejar eksistensi mereka menghasilkan film seperti Quantumania, film yang terasa hanya seperti untuk mengisi kekosongan, sekuel yang tidak perlu dibuat sebenarnya.

Disney harus sadar bahwa entri-entri yang dibuat hanya untuk mengisi kekosongan akan membuat semesta MCU semakin terasa hampa.

Kesimpulannya, ini adalah Film MCU yang sebenarnya tidak perlu dibuat dan bahkan saya pikir Ant-Man sendiri tidak perlu dibuat trilogi.

Jika kamu perlu film untuk mengisi Weekend mana film ini cocok buat kamu, tapi jika kamu ingin menikmati MCU seperti fase sebelumnya maka Quantumania sepertinya tidak akan memenuhi ekpektasi itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun