Atau kita bisa terlibat dalam mencari peluang atau masalah yang membutuhkan inovasi. Jadi, inovasi itu tidak hanya mencakup melakukan sesuatu yang baru, atau bekerja untuk membuat sesuatu yang lebih baik, dan dapat diterapkan pada strategi, kemampuan, produk, layanan, atau proses.
Namun demikian, terlepas dari cara kita, hasilnya adalah harus sesuatu yang memberikan kontribusi semacam nilai ekonomi atau sosial terhadap pekerjaan atau lingkungan sosial kita. Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk mempertajam kapasitas inovasi kita.
Mampu connecting the dots
Kemampuan ini bisa diasah dengan kerangka berpikir mulai dari bagaimana kita melihat data, kemudian mampu mengolahnya menjadi informasi, dan bagaimana kita bisa melihat “wisdom” dari titik-titik ini menjadi serangkaian titik-titik yang mempunyai dampak.
Yang sering terjadi adalah kapasitas kita terhenti di tahap data saja, tanpa kita mampu melihat pengetahuan dan bahkan wisdom yang tergambar di fenomena tersebut.
Kemampuan connecting the dots adalah salah satu kemampuan paling penting saat ini yang harus terus dilatih.
Keterbukaan terhadap kebaruan
Adalah memiliki kemampuan untuk melihat ide-ide yang pada awalnya tampak aneh atau berisiko. Saya sering dihadapkan dengan orang-orang yang terpaku dengan kejayaan masa lalu atau bahkan kegagalan masa lalu, tanpa mau belajar terbuka terhadap hal-hal baru.
Ini wajar, mengingat warisan budaya feodalisme yang kita terima selama lebih dari 350 tahun. Namun, kita harus bisa menyadari jaman sudah bergerak sangat cepat di luar imajinasi kita.
Ini tentang bagaimana tetap terbuka terhadap kemungkinan, bisa jadi satu ide yang terlihat konyol saat ini bisa menjadi disrupsi di masa depan.
Toleransi terhadap kompleksitas
Kemampuan untuk tetap terbuka dan waras, tanpa terjebak bias-bias logika yang muncul dari sejumlah besar informasi. Dengan toleransi ini maka kita dapat melihat masalah yang saling terkait dan kompleks.
Seringnya, kita malah terjebak dalam bias logika dan tingkat toleransi terhadap kompleksitas menjadi turun seiring dengan naiknya ego merasa benar sendiri.