Banyak orang melakukan sesuatu hal atau pekerjaan hanya sekedar melakukan saja tanpa mendapatkan dan merasakan pengalaman yang sesungguhnya dari hal tersebut.
Jika hal tersebut terjadi maka pada akhirnya kita hanya akan mendapatkan lelah dan tidak bisa mendapatkan hasil yang terbaik di masa depan.
Kemudian setelah kita melakukan refleksi terhadap rasa dan pengalaman tersebut, maka di saat yang bersamaan kita juga harus mampu melakukan observasi terhadap rasa dan pengalaman yang kita lalui.
Observasi dalam artian kita mampu mengamati apa yang berjalan sesuai rencana dan mana yang tidak. Kemudian observasi dalam hal kita mampu menerjemahkan arti keberhasilan atau bahkan kegagalan ketika kita melakukan hal tersebut dalam bentuk perbaikan dan penyempurnaan.
Ketika kita mampu melakukan refleksi dan observasi, maka secara logika akan sama dengan kita bercermin dan kita menjadi tahu apakah pakaian yang kita kenakan sudah rapi atau belum, atau bahkan kita menjadi tahu apakah outfit kita sudah tepat atau belum.
Tanpa kemampuan dan keinginan untuk melakukan refleksi dan observasi tersebut, maka kita pasti akan terjebak dalam lingkaran dan pengulangan tanpa henti dan juga tidak bermakna.
Belajar dari pengalaman
Setelah kita mampu melakukan refleksi dan observasi, maka hal kedua yang penting kita lakukan adalah mampu untuk belajar dari pengalaman.
Refleksi dan observasi saja tanpa mampu belajar dari pengalaman sama saja dengan kita akan mengulang terus kesalahan masa lalu tanpa bisa belajar hal baru.
Padahal ketika kita melakukan refleksi dan observasi sebenarnya kita pada saat bersamaan seharusnya bisa menarik pelajaran dari observasi yang kemudian akan kita sempurnakan untuk pengulangan yang berikutnya.
Jika kita tidak mampu belajar dari pengalaman maka kemampuan dan kapasitas kita akan tetap berada di level yang sama dengan sebelumnya.