Kita harus menyadari bahwa kita ini manusia biasa yang memang sangat bisa melakukan kesalahan.
Keberanian mengaku kepada diri sendiri bahwa kita bisa saja salah adalah keberanian yang hakiki.
Tanpa keberanian mengakui bahwa kita memang tidak sempurna maka TPE ini akan terus menghantui kita.
2. Menyadari bahwa pujian yang terlalu banyak juga tidak baik
Sebagai kelanjutan dari hal pertama di atas maka kita juga perlu sadar bahwa ketika kita sudah sampai titik di mana kita dianggap hebat dan kompeten, maka sebenarnya di titik inilah kita harus mulai mawas diri.
Salah satu penyebab utama kita depresi ketika kita terjebak dalam TPE adalah terlalu banyak pujian yang masuk di otak kita.
Banyaknya pujian yang lalu lalang di hati dan pikiran kita tersebut akan membuat kita masuk dalam kondisi psikologis yang tidak siap jika kita dianggap salah oleh publik.
Kita akan menjadi merasa seperti dewa dan ketika kita melakukan kesalahan maka kita tidak siap seandainya yang datang adalah bukan semakin disukai malahan dibenci.
Jadi menerima pujian itu sangat dibolehkan namun ketika pujian yang datang tersebut sudah menutup rasionalitas otak kita bahwa kita adalah manusia biasa, maka kita perlu segera menyadarkan diri sendiri agar mulai berpikir logis.
Kesimpulan
Mengakui kelemahan dan jujur kepada diri sendiri dapat membuat keaslian diri kita tampak lebih manusiawi.
Hal ini disebabkan saat ini semakin sulit mencari pribadi yang memiliki keaslian diri.
Padahal dengan keaslian diri maka TPE dapat membantu kita memanusiakan diri kita dan memungkinkan orang lain untuk merasa lebih dekat, serta memahami pesan yang ingin kita bawa dengan cara yang lebih dalam.