Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Menciptakan Merek yang Lebih Bernilai di 2022

8 Januari 2022   08:20 Diperbarui: 4 April 2022   12:11 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merek | Foto oleh Izabella Bedő dari Pexels 

Instagram sadar bahwa pengguna menggunakan platformnya tidak hanya untuk berbagi konten, tetapi juga untuk berkomunikasi satu sama lain.

Nah, hal ini yang harus dipelajari oleh korporasi bagaimana merek-merek yang diciptakan mampu “berkomunikasi” dengan konsumen.

Salah satunya adalah dengan penggunaan sosial media, pesan yang tepat, proposisi merek yang sesuai, dan tentunya kualitas produk yang mumpuni.

Jika konsumen sudah nyaman “ngobrol” dengan suatu merek, maka mereka akan lebih engage dan keinginan mereka untuk merekomendasikan merek yang mereka nyaman tersebut kepada orang lain.

Kesimpulan

Seperti yang telah kita lihat, lingkungan digital terus berinovasi dan berubah, dan mencoba merangkul setiap tren bisa jadi luar biasa. Jika kita ingin merek kita tetap up to date, rekomendasi saya adalah memprioritaskan aspek-aspek berikut:

Pertama, korporasi harus lebih fleksibel terhadap standar yang lebih tinggi dan pengukuran kinerja suatu merek.

Suatu merek bisa berkembang maksimal butuh waktu. Terkadang saya masih melihat bahwa standar yang terlalu tinggi untuk suatu merek hingga hari ini masih merupakan stopper untuk merek.

Netflix butuh 13 tahun untuk mencapai titik mereka saat ini.

Kedua, membangun ikatan yang signifikan antara merek dan konsumen. Hal ini penting dilakukan agar ekuitas konsumen terbangun dengan baik.

Ketiga, menggunakan strategi sosial media secara tepat. Ini menjelaskan mengapa banyak korporasi menggunakan instagram dan platform lain untuk mempromosikan pembelian dalam aplikasi serta belanja langsung, sebuah tren yang sudah mapan di negara-negara Asia dan kemungkinan akan menguat di 2022.

Terakhir, konten dan pesan suatu merek. Alih-alih menggunakan influencer pada momen tertentu atau kampanye mandiri, menurut saya lebih baik merek beralih ke pendekatan "selalu aktif" di mana mereka dapat terus memengaruhi pengguna melalui strategi yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun