Mari kita uji premis tersebut, misalkan ketika kamu ingin makan mie instan, kira-kira merek apa yang pertama kali muncul?
Atau saat kamu memesan minuman di restoran cepat saji, kira-kira kamu akan otomatis mengatakan merek apa?
Misalnya lagi ketika tangan kita terluka dan butuh plester, apa merek plester luka yang langsung kamu ucapkan?
Kembali ke Mercedes-Benz, mereka berhasil membangun merek mereka dengan saat baik. Sehingga membuat konsumen rela mengeluarkan sejumlah uang (yang sudah pasti) di atas harga mobil rata-rata.Â
Memori konsumen akan tetap ingat ketika mereka akan membeli mobil yang berikutnya hati mereka sudah terpatri logo bintang segitiga legendaris dari Mercedes-Benz tersebut.
Hal Yang Harus Dilakukan Perusahaan
Untuk membangun merek yang kuat jelas penting dan merupakan prioritas perusahaan. Namun membangun merek yang kuat tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu semalam.
Butuh proses, biaya, segmentasi, dan strategi yang tepat sasaran agar efeknya jangka panjang.
Merek adalah cerita mengenai produk kita. Beberapa merek bahkan telah sampai ke level di mana tidak ada persaingan saking kuatnya merek tersebut di hati dan persepsi konsumen.
Untuk menuju ke arah sana, beberapa hal bisa dilakukan perusahaan sebagai berikut:
1. Memahami posisi awal produk
Langkah awal ini merupakan fondasi langkah-langkah berikutnya. Jauh sebelum kita panjang lebar membahas merek, langkah awal adalah pahami dulu apakah produk kita telah memberikan solusi ke konsumen atau belum.
Sebagus apa pun cerita mengenai merek yang coba kita bangun namun produk kita tidak memberikan solusi maka semua akan menjadi percuma.