Pernah bermain LEGO? LEGO merupakan salah satu merk permainan buatan Denmark yang hingga saat ini menjadi permainan favorit dan populer di kalangan anak-anak, bahkan orang dewasa. Tentunya termasuk saya.
LEGO adalah permainan untuk hiburan dan sekaligus pendidikan. Membangun sesuatu dengan LEGO membantu anak-anak mengembangkan kreativitas mereka, meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, menjadi lebih tangguh, dan meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi mereka.
Namun tahukah kamu bahwa LEGO tidak hanya sekedar permainan balok susun yang menyenangkan bagi anak-anak.
Jika kita mau melihat sedikit lebih mendalam, LEGO juga memiliki segudang filosofi bisnis yang dapat kita pelajari dalam mengembangkan pola pikir kreatif suatu organisasi.
Dari 2008 hingga 2010, keuntungan LEGO meningkat empat kali lipat, melampaui Apple. Pada 2015, LEGO menyalip Ferrari untuk menjadi merek paling kuat di dunia dengan keuntungan 660 juta euro, menjadikannya perusahaan mainan nomor satu di Eropa dan Asia, dan nomor tiga di Amerika Utara, di mana penjualan mencapai 1 miliar dolar untuk pertama kalinya.
Dengan kreativitas, LEGO berhasil berkembang dan melihat masa depan industri mainan bukan lagi hanya sekedar permainan.
Dari cerita ini kita bisa menyimpulkan bahwa LEGO memiliki kemampuan luar biasa untuk membangun kreativitas perusahaan dan menghadapi samudra merah yang sangat sulit.
Satu hal yang membuat mereka sukses selama 10 tahun terakhir adalah kemampuan kreatif LEGO untuk menciptakan entitas bisnis baru, seperti film, acara-acara televisi yang luar biasa sukses, sampai dengan taman bermain LEGOLAND di beberapa negara.
Alasan Kreativitas Penting Bagi Perusahaan
Sebagian besar keberhasilan LEGO ini disebabkan oleh strategi bisnis LEGO, yang sangat kreatif dan menekankan pada pengetahuan tentang basis utama konsumen mereka, yaitu anak-anak.
Dengan tetap setia pada kreativitas yang mampu membangun merek yang didirikannya sejak awal dan menggabungkannya dengan strategi pemasaran modern, LEGO telah berhasil menjadi yang terdepan dalam persaingan.
Selain dari beberapa set mainannya, LEGO juga telah bercabang menjadi beberapa saluran bisnis untuk mempromosikan merek LEGO di mata konsumen yang baru mengenal LEGO.
Sebagai contoh misalnya betapa sangat kreatifnya LEGO dengan Waralaba LEGO Movie dan The LEGO Batman Movie.
Strategi bisnis yang kreatif juga dapat kita analisis dari keberanian LEGO mengembangkan Taman hiburan LEGOLAND di Billund, California, Florida, Malaysia, Dubai, Windsor, Jepang, dan Jerman.
Dan, pergerakan kreatif ini sedang menuju digitalisasi dalam bentuk video game berdasarkan lini produknya.
Amazing, bukan?
LEGO merupakan bukti nyata bahwa kreativitas dalam strategi bisnis mutlak diperlukan.
Kreativitas bukan hanya sekedar mengembangkan produk, dan teknologi informasi, namun juga mengembangkan saluran bisnis dan pengembangan merek secara simultan.
Ada beberapa persepsi yang mengatakan bahwa kreativitas dan strategi sebagai hal yang berlawanan.
Padahal menurut saya dua hal ini sangat berkorelasi jauh lebih dekat daripada yang kita duga.
Lebih dari itu, menyelaraskan pemikiran kreatif dan strategis di perusahaan dapat memungkinkan inovasi, kewirausahaan, kepemimpinan, dan pengorganisasian yang lebih efektif untuk masa depan.
Apa Yang Harus Dilakukan Perusahaan
Saat ini kreativitas menjadi objek penting dari strategi bisnis sebagaimana halnya inovasi dan transformasi.
Ketika kita mendengar kata kreatif mungkin yang terbayang hanya dibutuhkan untuk industri yang berhubungan dengan seni.
Padahal sebenarnya kreativitas dibutuhkan di semua industri dengan kompleksitas dan multi dimensitas yang tentu berbeda.
Premis dasarnya adalah setiap bisnis melibatkan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda dan pastinya ide-ide berbeda untuk memecahkan berbagai masalah yang muncul dalam pelaksanaan strategi bisnis.
Di titik inilah memecahkan masalah dengan mencoba melihatnya dari perspektif yang berbeda adalah proses utama suatu kreativitas dalam perusahaan.
Untuk berkembang ke arah tersebut, ada beberapa langkah bisa dilakukan untuk meningkatkan level kreativitas perusahaan sebagai berikut:
1. Berpikir dengan pola pikir out of industry
Pikirkan kondisi dan hal-hal baru di luar industri perusahaan. Penting mencari inspirasi untuk produk atau layanan baru di luar zona nyaman perusahaan.
Perusahaan dapat melacak dan menganalisis banyak tren saat ini dan produk-produk sukses di industri lain.
Hal ini untuk melihat apakah ada hal-hal baru yang relevan dengan strategi bisnis dan produk baru yang akan dikembangkan perusahaan.
Terkadang malah saya melihat keberhasilan pola pikir out of industry inilah yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan.
Seperti halnya kita melihat Netflix mendobrak dan berhasil menyeimbangkan pertarungan mereka dengan distributor-distributor film yang selama ini menguasai pasar.
2. Tidak berhenti bereksperimen
Salah satu kunci sukses LEGO adalah bereksperimen dengan berbagai ide dan alternatif bisnis serta produk.
LEGO menciptakan suasana organisasi dimana setiap orang di perusahaan dapat memungkinkan untuk menciptakan dan menguji apakah ide mereka berhasil atau tidak.
Langkah kedua ini biasanya malah menghasilkan sesuatu yang tidak terduga dari keberanian bereksperimen.
3. Memberdayakan karyawan dengan area pengembangan yang baru
Langkah ketiga ini bisa dilakukan dengan memberikan tugas dan tanggung jawab terkait kreativitas dan membuat mereka berpikir di luar kotak sesering mungkin.
Misalnya meminta karyawan untuk menulis strategi, pendapat, dan menyajikan ide dan konsep produk yang ada di kepala mereka.
Langkah ini akan mampu membuat seluruh pihak di dalam perusahaan berpikir dan memaksa sisi kreativitas mereka keluar tanpa ada paksaan.
Ketika sisi kreatif karyawan dapat dimunculkan maka perusahaan akan dapat melakukan sintesis dan menarik kesimpulan serta menentukan prioritas.
Kesimpulan
Sebagai konklusi, saya ingin menyampaikan bahwa bisnis adalah seni yang harus didukung oleh kreativitas. Namun tentu harus melihat satu kenyataan bahwa setiap industri dan setiap perusahaan memiliki strategi sendiri untuk menjalankan kreativitas dalam budaya perusahaan.
Meskipun kreativitas dan inovasi dianggap sebagai dua hal yang berbeda, dalam bisnis kita membutuhkan keduanya untuk mengembangkannya.Â
Kreativitas adalah ketika perusahaan mampu menghasilkan ide yang bagus. Tetapi jika perusahaan ingin membuatnya bermanfaat bagi konsumen, maka perusahaan tetap harus melakukan inovasi.
Organisasi bisnis yang ingin tetap bertahan dalam persaingan persaingan saat ini, harus selalu berkembang dan kreatif.
Salah satu peluang utama untuk melakukannya adalah dengan mengizinkan karyawan mengekspresikan kreativitas dalam bekerja.
Setiap perusahaan harus memahami bahwa karyawan yang kreatif akan membantu organisasi untuk berkembang, meningkatkan dan tetap kompetitif di pasar.
Oleh karena itu perusahaan harus mendorong kreativitas menjadi bagian dari budaya organisasi agar mampu melihat dunia dari sudut yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Salam hangat saya
Andesna Nanda
Mahasiswa Program Doktor Universitas Brawijaya dan praktisi perencanaan strategis
Referensi
1. Harvard Business Review/Strategy Needs Creativity
2. Harvard Business Review/How to Unlock Your Team’s Creativity
3. Harvard Business Review/Your Employees Have All the Creativity You Need. Let Them Prove It.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H