Tahu AirAsia? AirAsia adalah pionir di industri aviasi, dan menjadi yang pertama memelopori pengembangan pasar low-cost travel di Asia Pasifik.
Beberapa hari yang lalu melalui media sosialnya, Tony Fernandez, CEO Air Asia mengumumkan bahwa AirAsia resmi membangun bisnis transportasi daring, baik ojek daring maupun taksi daring.
Dengan demikian AirAsia resmi menjadi penantang dan akan head-to-head dengan Gojek dan Grab di pasar transportasi daring di Indonesia.
Selain memasuki pasar transportasi daring Maskapai milik miliarder Tony Fernandes ini juga mengembangkan pengiriman barang dan makanan, e-commerce, dan juga financial technology (fintech) melalui superapp miliknya.
Satu kata bagi saya, it is Wow! tapi juga patut dipertanyakan argumentasi dan alasan AirAsia melakukan strategi tersebut.
Salah satu jawaban yang cukup jelas bagi saya adalah karena pandemi yang berkepanjangan membuat AirAsia harus mengambil langkah taktis tersebut.
Namun ini juga menjadi pertanyaan besar mengenai “pertarungan “ antara dua konsep besar dalam strategi, yaitu konsep strategi blue ocean dan keunggulan kompetitif.
Langkah AirAsia ini bagi saya agak membingungkan karena jika dilihat dari sudut strategi blue ocean jelas tidak menguntungkan beradu langsung dengan Grab dan Gojek.
Kemudian dilihat dari konsep strategi keunggulan kompetitif langkah AirAsia ini malah akan mengurangi fokus mereka terhadap keunggulan kompetitif yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Alasan Memahami Dua Strategi Ini Menjadi Penting
Strategi blue ocean menggunakan analogi seperti lautan biru yang luas sama halnya dengan membuka potensi bisnis yang tak terduga di pasar yang baru.