Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menilik Makna Kemerdekaan untuk Membangun Peradaban Baru

16 Agustus 2021   18:20 Diperbarui: 16 Agustus 2021   19:13 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpikir kritis harus diajarkan sejak dini | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels 

Konsep "Merdeka Belajar" adalah tema besar kebijakan Pendidikan nasional yang diciptakan oleh Bapak Menteri Pendidikan sejak penunjukkannya di bulan Oktober tahun 2020 yang lalu. 

Tentunya konsep besar ini harus diterjemahkan dalam tataran praktis bukan hanya merdeka belajar secara harfiah.

Konsep "kemerdekaan belajar" tersebut dapat disertai dengan tanggung jawab untuk benar-benar belajar dan mampu memahami hal-hal baru yang telah dipelajari untuk sebaik-baiknya kepentingan masyarakat. 

Merdeka belajar harus mampu diterjemahkan menjadi bentuk perjuangan untuk memberikan kemerdekaan anak-anak generasi masa depan dari narasi-narasi hoax dengan mampu berpikir kritis.

Kita harus sadar bahwa makna kemerdekaan saat ini tidak hanya bisa dilihat dari apa yang sudah kita lakukan namun juga harus dilihat tentang bagaimana kita sanggup membentuk peradaban di masa depan.

Lalu kenapa membentuk generasi masa depan yang mampu berpikir kritis menjadi salah satu agenda yang penting ke depan? 

Salah satu alasan yang krusial adalah bahwa beberapa tahun belakangan ini Indonesia dan bahkan bangsa-bangsa lain menghadapi gempuran-gempuran dari narasi-narasi hoax yang sangat meresahkan terutama bersumber dari media sosial. 

Berbagai informasi baik yang benar maupun bohong bisa dengan mudah didapat melalui media sosial. Hanya dalam hitungan detik, berita apa pun tersebar dan diakses oleh sesama pengguna internet melalui media sosial.

Narasi-narasi bohong yang tersebar terutama di media sosial tentunya sangat meresahkan. Hal ini ditunjang bahwa jumlah pengguna media sosial di Indonesia menurut laporan terbaru dari agensi marketing We Are Social dan platform manajemen media sosial Hootsuite mengungkap lebih dari separuh penduduk di Indonesia telah "melek" alias aktif menggunakan media sosial.

Yang memperparah masalah adalah penyebaran informasi secara daring. Melihat dan memproduksi blog, video, tweet, dan unit informasi lain yang disebut meme menjadi begitu murah dan mudah sehingga otak kita kebanjiran informasi.

Definisi Hoax secara sederhana sendiri adalah berita bohong yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Berita bohong tersebut kemudian disebarkan oknum yang sengaja (atau tidak sengaja) membuat masyarakat resah dan percaya.

Di titik ini peran pendidikan menjadi sangat krusial untuk menciptakan peradaban generasi masa depan yang mampu berpikir kritis agar tidak mudah terjebak dan bahkan menyebarkan narasi-narasi hoax tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun