Dari sisi karyawan hal ini tentu juga menjadi hal yang tidak bisa ditawar mengingat pilihannya hanya mau atau tidak mau.
Pilihan tidak mau tentu punya konsekuensi. Mulai dari tidak sempat mengalami pengalaman baru dan hal-hal baru di luar pekerjaan sehari-hari sampai misalnya yang ekstrim pemutusan hubungan kerja.
Pandangan saya lebih kepada bagaimana karyawan seperti saya misalnya, melihat pilihan untuk extra mile ini sebagai kesempatan yang signifikan dan memorable tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang ini untuk menjadi lebih kompetitif.
Definisi upskilling adalah proses mempelajari keterampilan baru atau mengajar pekerja keterampilan baru.
Sedangkan reskilling adalah proses mempelajari keterampilan baru sehingga kita dapat melakukan pekerjaan yang berbeda, atau melatih orang untuk melakukan pekerjaan yang berbeda.
Dua hal tersebut yang dalam prosesnya sering membuat karyawan menjadi salah paham ketika mereka diminta melakukan extra mile.
Padahal extra mile adalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari strategis rencana upskilling dan reskilling.
Yang Harus Dilakukan Perusahaan
Strategi upskilling dan reskilling yang dilakukan perusahaan bukan hanya sekadar memberikan tambahan pekerjaan kepada karyawan namun juga harus dengan paradigma mengajarkan keterampilan baru.
Perusahaan harus melakukan strategi ini dengan sudut pandang melibatkan karyawan dalam program pengembangan diri berkelanjutan untuk menutup kesenjangan kapasitas.
Hal ini penting terutama bagi karyawan yang sudah berada di dalam organisasi selama kurun waktu tertentu agar mereka juga mempunyai sudut pandang yang fresh terhadap nilai pekerjaan mereka sendiri.