Saya termasuk masih berusaha rasional walaupun tetap saja kenyataannya otak manusia memang lebih cenderung irasional.
Kelompok terakhir adalah kelompok paling peduli mengenai wellness. Gaya hidup kelompok ini memang sudah fokus kepada keseimbangan kesehatan dan gaya hidup.
Kelompok ini juga yang menurut saya adalah the real influencers, yang nyata dan asli bukan karena dibayar namun perilaku mereka sudah menunjukkan kepedulian mengenai wellness ini.
Berdasarkan pengalaman saya pernah berada di kelompok pertama dan sekarang (masih setia) di kelompok kedua, ada beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk bisa memahami peta perubahan wellness ini.
1. Memahami bahwa personalisasi produk itu penting
Apa hubungan antara wellness dan personalisasi ini? jawabannya adalah pada pola pikir konsumen.
Misalnya contoh yang bisa bayangkan adalah perusahaan-perusahaan bisa melakukan pelacakan terhadap konsumen melalui survei atau focus group discussion untuk mendapatkan data mengenai pandangan mereka terhadap kesehatan dan keseimbangan gaya hidup.
Kemudian data ini dapat digunakan untuk melakukan personalisasi produk barang dan jasa yang akan ditawarkan kepada mereka.
Ketika personalisasi ini tepat maka akan membangun pengalaman konsumen yang lebih baik dari kompetitor.
2. Memahami bahwa tren saat ini adalah produk yang bersifat natural
Saya banyak melihat saat ini tren konsumen milenial dan apalagi Gen Z mengarah kepada produk-produk yang berbahan dasar natural.
Tren konsumen lebih tertarik misalnya pada produk-produk perawatan kulit dan kosmetik yang berbahan dasar natural, kemudian tren menjadi vegetarian atau makanan-makanan berbahan dasar yang sehat seperti gandum dan bahkan mulai meninggalkan kebiasaan buruk menyukai junk food.
Ini semua harus diperhatikan oleh perusahaan bukan hanya yang bergerak di bidang wellness tapi juga industri lainnya.