Hal ini membuat adaptabilitas kita menjadi rendah dalam merespon situasi dan kondisi terkini yang membutuhkan pendekatan baru.
3. Mau membangun koneksi baru yang lebih kuat
Ini salah satu kelemahan fatal dari senioritas semu yaitu tidak bertambahnya koneksi baru yang signifikan.
Seharusnya ketika kita di level senior maka kemampuan adaptasi kita dalam posisi yang baru tersebut harus dimanfaatkan untuk berkoneksi secara maksimal.
Membangun koneksi di titik senior pasti berbeda dengan sewaktu kita berada di titik junior. Namun terkadang kita lupa hal ini dan akhirnya adaptabilitas kita terhadap rencana-rencana besar organisasi menjadi tidak maksimal.
Adaptabilitas dalam bentuk hubungan interpersonal yang kuat juga mendukung kemampuan beradaptasi, karena manusia pada dasarnya membutuhkan koneksi yang bermakna untuk bertahan hidup dan berkembang.
Kesimpulan
Kekuatan adaptasi kita tumbuh ketika kita mau memahami bahwa kemampuan beradaptasi adalah keterampilan yang dikuasai dengan proses yang berjalan secara berkesinambungan.
Adaptabilitas adalah soal kemampuan yang tidak akan terwujud hanya dalam semalam. Kita harus punya keberanian dan kerendahan hati agar dapat menggunakan keterampilan adaptasi secara tepat pada saat dibutuhkan.
Dalam dunia yang terus berubah, senioritas tidak lagi menjadi hal yang utama. Senioritas tanpa adaptabilitas hanyalah penciptaan semu yang tidak berarti bagi perkembangan diri atau organisasi.
Untuk membangun adaptabilitas diperlukan 3 keterampilan inti di atas yang dikombinasikan dengan kapasitas teknis.
Ketika kita memilih untuk menjadi senior itu artinya kita memilih mengambil tanggung, memetakan risiko dengan benar, dan membangun adaptabilitas.
Kita harus memilih menjadi individu dengan tingkat adaptabilitas tinggi dan bukan hanya sekedar senioritas imajinatif yang minim kontribusi kepada organisasi.