Sebagai manusia normal tentunya kita menyukai uang dan membutuhkan uang bukan hanya sebagai alat transaksi tapi juga sebagai sarana mencapai aspirasi dan harapan-harapan tersebut.
Permasalahannya adalah kita cemas karena mengasosiasikan aspirasi dan harapan tersebut dengan uang. Pada akhirnya kita tidak lagi mengejar aspirasi dan harapan tersebut tapi kita mengejar uang.
Kita menjadi transaksional, melakukan apa pun yang diinginkan orang lain dan akhirnya gagal memahami apa sebenarnya yang diinginkan oleh diri kita sendiri.
Premis tersebut akan membawa kita pada tingkat kecemasan yang berlebihan karena kita dipaksa “menyetujui” apa yang diinginkan oleh orang lain.
Hal ini ditambah lagi dengan kita hidup di era digital di mana banyak sekali orang-orang yang so called influencers seakan-akan mengarahkan bagaimana seharusnya aspirasi dan harapan kita.
Hal ini membuat tingkat kecemasan kita semakin bertambah seiring dengan meningkatnya aspirasi dan harapan kita yang semakin bertumbuh ketika kita melihat hidup orang lain.
Dengan kita mampu mengontrol rasa cemas maka kita akan lebih bisa melihat dan memahami apa yang sebenarnya kita inginkan.
Lantas Bagaimana Cara Mengontrol Rasa Cemas?
Pengalaman saya hidup dengan kecemasan yang berlebihan terhadap hal-hal yang saya ciptakan sendiri membuat saya sadar ada 3 pertanyaan yang harus kita pahami untuk mengatasi rasa cemas ini.
1. Tanyakan pada diri sendiri apa akhir yang diharapkan dari aspirasi dan harapan kita itu
Sebelum kita membuat aspirasi dan harapan atau misalnya sedang dalam proses mencapai aspirasi dan harapan tersebut, coba tanyakan dulu pada diri sendiri, “apa akhir yang kita harapkan dari aspirasi dan harapan tersebut?”.