Selain itu keuntungan memiliki kualitas intelektual juga akan memungkinkan kita menyintesakan berbagai macam masukan dari anggota tim untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Dalam perjalanan karir saya selama ini saya merasakan bahwa untuk menjadi bos yang baik tidak hanya sekadar modal mampu menginspirasi saja, tapi perlu juga modal intelektual.
Steve Jobs, Elon Musk, Jef Bezos, Mark Zuckerberg, Captain America adalah contoh-contoh pemimpin yang tidak hanya inspirasional, namun juga punya otak dan kapasitas intelektual.
2. Bos yang baik harus mempunyai kualitas hati
Kualitas hati di sini maksudnya adalah ketenangan hati. Dengan hati yang tenang kita akan bisa menjadi bos yang baik. Dengan hati yang tenang kita bisa melihat permasalahan dengan lebih jernih.
Hati yang tenang juga akan memberi ketenangan yang menular pada anggota tim. Tim dengan ketenangan hati akan mampu berhadapan dengan situasi paling buruk sekali pun.
Hati yang tenang juga memungkinkan kita sebagai bos tidak membuat anggota tim kita tertekan karena sikap kita yang emosional.
Ini penting ketika kita sedang berhadapan dengan tekanan dan kompetisi yang semakin ketat seperti era saat ini.
Sebagai bos kita tidak boleh membiarkan emosi negatif menguasai sisi objektif dan logika kita. Emosi negatif merupakan racun yang sangat berbahaya bagi kelangsungan sebuah proses.
Anggota tim kita harus bisa percaya bahwa kita adalah nakhoda yang tenang dan tepat dalam menghadapi gelombang pasang dan surut organisasi.
Saya pribadi mempunyai pengalaman mengenai hal ini pada saat tim saya sedang dalam puncak pekerjaan karena batas waktu yang semakin dekat, saya ingin rasanya marah-marah terus.
Namun saya pikir apakah dengan marah-marah itu semua masalah akan selesai? pastinya tidak akan selesai.