Sebenarnya kita tidak harus berhenti secara total dari hal-hal atau jagat yang kita sukai dan kita merasa nyaman di situ. Beberapa penelitian menunjukkan kita bisa memilih jalan dengan cara berhenti sejenak untuk mendapatkan kembali momentum.Â
Misalnya, kita merasa bahwa tadinya keberhasilan kita di suatu hal sudah tidak maksimal lagi maka kita perlu untuk berhenti sejenak dan memikirkan ulang cara-cara lama yang tadinya berhasil.
Logikanya sama dengan ketika kita berkendara dalam suatu perjalanan yang jauh maka pasti kita butuh berhenti sejenak beberapa kali.
Karena jika dipaksakan kita berkendara terus menerus maka ada kemungkinan kita akan mengalami kelelahan luar biasa yang pada akhirnya malah akan membahayakan keselamatan diri kita sendiri.
Dalam cerita VR46 di atas, karena genius zonenya sudah bertabrakan dengan keras sekali dengan genius zone pembalap-pembalap muda seperti Quartararo, Mir, dan bahkan Marquez.
Efek bertabrakannya genius zone VR46 ini membuat sudut pandang bahwa mungkin memang sudah saatnya dia berhenti sejenak itu logis adanya.
Memang mungkin sudah waktunya VR46 memikirkan ulang hal-hal yang sudah dia capai baru kemudian memutuskan untuk menemukan genius zone yang baru.
Saya pribadi pernah mengalami masa-masa berkarir di mana genius zone saya sudah tidak dapat diandalkan lagi. Hal-hal yang dulunya menjadi andalan saya untuk berprestasi menjadi kuno dan usang.
Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti sejenak, berpikir ulang, dan melakukan kalibrasi terhadap genius zone saya tersebut. Hasilnya ternyata membawa saya ke titik dimana saya berada saat ini.
Tidak ada gunanya kita terus-terusan melakukan hal-hal yang sama yang tadinya memang membawa keberhasilan namun sekarang hal-hal tersebut menjadi usang.
Lebih baik kita melakukan hal-hal baru walaupun hal-hal baru tersebut belum membawa kita ke titik yang seharusnya, namun hal-hal baru ini akan membuat kita lebih menikmati perjalanan hidup itu sendiri.