Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Harus Fokus ke Hal-hal yang Memang Penting Saja?

1 Juni 2021   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:38 3445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetapkan tujuan | Sumber: Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Cocktail Party Effect dapat membuat kita berhasil menyaring semua "kebisingan" dan memusatkan perhatian pada hal yang penting.

Tapi, cocktail party effect juga dapat membuat kita tiba di tujuan yang sama sekali berbeda dengan apa yang kita rencanakan.

Dalam contoh kasus saya, cocktail effect party membuat saya tiba di gerbang tol yang bukan merupakan tujuan asli saya.

Jadi cocktail party effect mempunyai efek seperti pedang bermata dua, kita harus hati-hati dalam menghadapi cocktail party effect ini.

Jangan sampai alih-alih "fokus", kita malah tiba di tujuan yang benar-benar tidak direncanakan.

Saya mencoba memberikan ilustrasi negatif dari cocktail party effect ini, silahkan perhatikan gambar di bawah ini:

Cocktail Party Effect | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Cocktail Party Effect | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bagaimana Cara Menghadapi Efek Negatif Cocktail Party Ini?

Saya ingin mengutarakan satu premis menurut saya terkait dengan cocktail party effect ini. Yaitu, jika kita memfokuskan energi pada semua "kebisingan" di sekitar kita, pengetahuan kita dalam berbagai sudut pasti meningkat. 

Pertanyaannya adalah, apakah semua pengetahuan itu berguna? Bagi saya, itu hanya menumpuk pengetahuan tanpa ada value yang keluar dari mengetahui pengetahuan tersebut. Kecuali, kita menggunakan pengetahuan tersebut dan menghasilkan value sosial yang baru.

Coba bayangkan deh, analoginya sama dengan misalnya kita sedang berada dalam satu kelompok dan semua orang bicara pada saat bersamaan.

Kita mungkin bisa menangkap makna dan konteks dari beberapa orang (yang kita pasti sudah punya preferensi sebelumnya), tapi kita tidak akan pernah bisa memahami keseluruhan konteks semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun