Cocktail party effect sangat terkait dengan cara kita memisahkan dan memandang setiap individu atau objek. Otak kita akan memberikan stimulus apakah individu atau objek tersebut bisa mengubah fokus kita atau tidak.
Jadi jangan kaget, misalnya kita sedang berbicara kemudian lawan bicara kita mendadak mengalihkan fokus, bukan berarti kita tidak penting.
Hal ini terjadi karena otak kita memang sangat pintar memanipulasi dan memberikan rangsangan, untuk dalam sekejap memindahkan fokus tersebut ke hal-hal yang di alam bawah sadar kita lebih membutuhkan fokus.
Jadi, menurut contoh-contoh diatas, cocktail party effect adalah kemampuan otak manusia untuk fokus pada satu rangsangan dan menyaring rangsangan lainnya.Â
Dasar science dari fenomena cocktail party effect ini adalah penelitian Moray tahun 1959, yang mengacu pada situasi di mana seseorang hanya dapat memperhatikan sebagian dari lingkungan yang bising, namun rangsangan yang sangat relevan seperti namanya sendiri dapat tiba-tiba menarik perhatian.Â
Ada satu realitas yang harus kita hadapi, suka atau tidak suka dalam kehidupan sehari-hari kita, sejuta hal berteriak meminta perhatian. Beberapa dari hal-hal ini penting, beberapa hal cukup penting, beberapa hal sepele dan beberapa hal sama sekali tidak berguna.
Namun demikian, semua hal baik yang besar ataupun yang remeh ini berdampak pada spektrum fokus kita. Jika kita memilih untuk memperhatikan semua peristiwa di sekitar kita, secara otomatis kita kehilangan fokus.Â
Bahkan di beberapa kondisi tertentu, situasi menjadi lebih buruk jika kita memilih untuk mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat kita kontrol.
Kita akan menjadi overthinking, memikirkan semua hal yang bisa kita lakukan secara berbeda, menebak-nebak setiap keputusan yang dibuat orang lain, dan membayangkan semua skenario terburuk.
Ah, saya pernah mengalaminya. Sungguh melelahkan memikirkan hal-hal yang sebenarnya diluar kontrol kita.