Lagu Emotional Love Song (ELS) merupakan salah satu daftar lagu DEWA 19 dalam Album Republik Cinta yang dirilis tahun 2006 silam. ELS bukan hanya sekedar lagu yang menjual lirik, nada tinggi, dan aransemen yang rumit. ELS juga merupakan suatu wejangan bagi kita orang dewasa yang sudah bisa memiliki rasa (emosi) dan bisa berbagi rasa (emosi), bahwa rasa (emosi) akan sangat memengaruhi jalan pilihan kita untuk melanjutkan kehidupan. ELS bisa menjadi pengantar kita untuk menilik suatu pesan yang akan kita bawa ke depan sebagaimana kita orang dewasa dalam menyikapi sesuatu. Terutama dalam perihal percintaan dan kelanjutannya.
Kita maju ke 2022, saya lupa akan ELS. Tapi seiring waktu saya ingat bahwa ELS dahulu sering diputar di MTV saat semasa kecil dulu. Saat pertama kali mendengar ELS lagi setelah sekian lama, saya langsung meremehkan intro nya yang "Jangan sakiti ku lagi...." bait itu, membuat saya "Lah DEWA bisa alay juga?", tetapi saya salah! Malah setelah itu saya ketagihan!Â
Sebelum kita menilik ELS, izinkan saya mundur ke tahun 2006. Saat saya pertama kali melihat video klip ELS di acara MTV (Music Televisi) Ampuh pada 2006 yang mana saat itu saya berusia 6 tahun, walaupun hanya sekilas-sekilas. Itu karena saya suka nimbrung dengan om saya yang mana kala itu mereka masih dalam usia dewasa awal, mereka merasa gak nongkrong kalau gak nonton MTV. Saya saat itu secara tidak sadar pun, selera saya ikut terpengaruh pergaulan dewasa dan jadi merasa ingin cepat dewasa.Â
Di usia 6 tahun lebih baik mengikuti Gita Gutawa yang saat itu sedang hits karena berkolaborasi dengan ADA BAND yang judul lagunya Jangan Lupakan Ayah. Disusul lagi dengan lagu Bukan Permainan dan Sinetron Series Cookies SCTV Ajari Aku Cinta. Itu lebih baik untuk anak usia 6 tahun! Ditengah gempuran Duo Ratu yang liriknya, Lelaki Buaya Darat! Buset!, atau lagu Pupus yang saat itu masih sering diputar di radio. Juga Cinderella pun tiba dengan kencana sepatu kaca hiasi kaki nya milik Band Radja yang konon bisa menggeser popularitas Band DEWA.Â
Setelah beberapa kali memutar lagu ELS, akhirnya saya penasaran dengan video klip nya. Saat pembukaan video klip nya, jujur sedikit was-was karena terkesan dewasa dan bebas. Tetapi saya tetap ikuti sampai selesai. Surprisingly, "Lah kok ending nya cowok sih?". Dari situ, saya memutar video nya terus menerus karena sangat penasaran apa maksudnya, sampai tiba saya mengerti apa maksud  dari lagu dan video klip tersebut, bahkan hingga saat proses penulisan ini berlangsung pun saya masih memutar nya di Youtube.Â
Kemudian, secara natural. ELS menjadi daftar putar wajib saya semenjak Oktober 2022, bahkan saya nobatkan sebagai soundtrack hidup saya di tahun 2023. Saya tidak ada sesuatu atau alasan tertentu mengapa saya menggilai lagu itu. Jawabannya, hanya karena ELS mengajari saya banyak sesuatu yang dewasa yang saya harap saya tidak akan kaget dengan kehidupan yang saya akan hadapi selanjutnya. Dari ELS, saya selalu merasa diberi kejutan tiap kali saya mendengarkan dengan serius. Â Hasilnya, Â sedikit demi sedikit mengetahui jiwa lagu tersebut. Â
Lambat laun dan pelan-pelan saya mulai menyadari bahwa aransemen, komposisi, dan pengemasan lagu tersebut memang lah bagus. Bukan sekedar lirik alay yang saat awal saya kira. Lirik ELS memang lirik yang tersakiti, tetapi hebatnya lagu tersebut dapat dikemas dengan sangat maskulin nya, "very lakik".  ELS = "Hati yang sehancur-hancurnya  diekspresikan dengan sekeras-kerasnya". Itu, citra nya (ELS).Â
Lalu Mengapa ELS Menjadi Suatu Cara Mengungkapkan Ekspresi Rasa Tingkat Dewa?
Musikalitas Tingkat DewaÂ
Intro yang sangat tinggi "Jangan sakiti ku lagi...."dari vokalis legendaris Once DEWA 19 (saat itu) menjadi getaran lengkingan kesakitan dari jiwa seseorang yang sedang dalam emosi tinggi. Once DEWA 19 berhasil membawakan lagu ini dengan penjiwaan yang tepat pada porsi nya. Saat membawakan lagu secara live pun, Once memang konsisten menjaga nada nya. Ajaibnya, saat live dan rekaman tak ada bedanya. Jadi, benar. Vokalis mahal itu benar adanya. BIG Respect to Once Mekel dengan lengkingan "Jadi gila aaaaaaaa!!!......"
Setelah menyadari vokalnya, saya juga menyadari bahwa tabuhan drum Wizztyo Nugros (saat itu) juga sama asiknya. Dari bagian interlude sampai akhir, membuat saya mengakui bahwa beliau adalah drummer yang bisa jaga tempo. Salah satu netizen juga berkata "The Master of Tempo" (maaf saya lupa sumbernya). Selain itu, fill nya memang sangat cocok di DEWA 19. Sehingga, hingga hari ini banyak yang belum bisa melepaskan kelekatan DEWA 19 dengan fill drum Tyo Nugros.Â