Mohon tunggu...
Firmanda RH
Firmanda RH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Al-Azhar Indonesia

Do what you want.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buya Hamka: Sang Pencinta Sastra dan Pejuang Keagamaan

24 Agustus 2023   00:44 Diperbarui: 24 Agustus 2023   00:49 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buya Hamka atau dengan nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang lahir pada 17 Februari 1908 di Sumatera Barat.

Buya Hamka lahir di keluarga Minangkabau yang religius. Ia tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan nilai-nilai Islam dan tradisi adat Minang.

Sejak dini, Buya Hamka mulai belajar agama dan bahasa Arab dari ayahnya. Beliau juga belajar bahasa Melayu dan belajar membaca dan menulis di sekolah Desa. Kecintaannya pada bahasa dan sastra muncul dari pengajaran ayahnya yang gemar membaca dan menulis.

Dari kecintaan dan keluarganya itulah beliau akhirnya mempunyai peran penting terhadap pendidikan dan keagamaan serta berkontribusi dalam mendukung perjuangan bangsa Indonesia.

Salah satu kontribusi Buya Hamka adalah pengakuan atas peran dan ketokohannya terhadap Masjid Agung Al-Azhar Jakarta.

Masjid yang dibangun mulai pada tanggal 19 November 1953 dan selesai pada tahun 1958 merupakan masjid yang terbesar saat itu di Jakarta sebelum dikalahkan oleh Masjid Istiqlal.

Yayasan Pesantren Islam Al Azhar sebagai pemilik masjid ini kemudian mengembangkan sebuah taman kanak-kanak pada 1967. Lalu disusul Universitas Al-Azhar Indonesia pada tahun 2000 yang menjadi kampus swasta Islam terbaik Jakarta, yang juga dibangun di sekitar masjid.

Hal ini berdasarkan usulan Buya Hamka yang menyarankan agar sebuah masjid dibangun terlebih dahulu barulah kemudian sekolahnya.

Tidak hanya itu, karya keagamaan dan sastra Buya Hamka juga terkenal. Karya-karyanya seperti Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbah menjadi penting dalam memahami tafsir Al-Qur'an yang kontekstual dan relevan dengan zaman.

Kemudian karya sastra yang terkenal adalah novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk yang telah dianggap sebagai salah satu karya sastra penting dalam bahasa Indonesia.

Dengan segala perannya dalam dunia keagamaan, pendidikan, sastra, ataupun sosial, Buya Hamka telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam membangun masyarakat Indonesia.

Karyanya dan pemikirannya memiliki pengaruh kuat dalam masyarakat Indonesia dan juga menjadi sumbangan berharga dalam membangun identitas dan kerukunan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun