Seseorang dengan kepribadian narsistik pastilah memiliki kepercayaan diri dan self confidence.
Dalam sebuah kelas Psikologi Kepribadian di UAI, dijelaskan bahwa narcissism berhubungan dengan self-regard. Self-regard yang rendah ataupun yang tinggi sama-sama dapat bermasalah.
Self-regard yang rendah dapat menjadikan individu tidak kompeten, tidak berharga, inferior. Sedangkan self-regard yang tinggi menjadikan seseorang superior, angkuh, tidak berempati.
Kelas pada prodi Psikologi yang berada di universitas swasta Islam terbaik Jakarta ini memaparkan bahwa terdapat perbedaan antara kepribadian narcissistic yang normal dan abnormal (disorder).
Narcissictic normal atau healthy narcissists berada antara self-regard yang rendah dan self-regard yang tinggi. Ciri kepribadiannya:
- memiliki self-esteem yang sehat
- memiliki kepercayaan diri dan goals yang disusun baik
- mampu sensitif, dermawan dan altruisme terhadap orang lain
- memanfaatkan kelebihan orang lain tanpa berlebihan
- bisa menjadikan orang lain sebagai role model
- suka bersama orang yang bertalenta tanpa merendahkan orang yang tidak berbakat
- menerima pujian tanpa ego yang berlebihan
- memiliki self-confidence tetapi tetap rendah diri
Sedangkan individu dengan abnormal narcissictic (disorder) memiliki ciri:
- berekspektasi talentanya yang superior diakui meskipun tidak memiliki performa yang baik
- memiliki fantasi akan kesuksesan, kekuasaan, pencapaian
- terus membutuhkan untuk dikagumi dan mencari pengakuan dari orang lain
- membutuhkan perlakuan yang spesial
- tidak mampu berempati
- arogan dan iri berlebihan dengan pencapaian orang lain
- mengeksploitasi orang lain untuk mencapai tujuan sendiri
- memiliki sense of specialness
- hanya mengafiliasikan diri dengan orang yang spesial
Materi yang disampaikan oleh Pak Firman Ramdhani ini juga menjelaskan bagaimana pola pengasuhan dari orang tua dapat memengaruhi narcissistic disorder anak.
Misalnya saja Narcissictic Parental Value, pola dimana anak dibesarkan dalam keluarga yang sangat kompetitif dan hanya memberikan self-reward ketika ada pencapaian. Devaluing Narcissistic Parent, pola yang sangat otoritatif dimana orang tua memiliki ekspetasi yang tinggi dan tidak realistis.
"The Golden Child", yaitu pola pengasuhan di mana anak yang tidak nyaman menjadi pusat perhatian 'disembunyikan', sedangkan yang bertalenta dipamerkan ke umum.
Lalu pola The Exhibitionist's Admirer yaitu memberikan penghargaan kepada anak apabila anak mengagumi dan tunduk kepada orang tua, anak diajarkan nilai narsis listrik tetapi tidak didukung untuk menonjolkan diri.
Oleh karena itu penting untuk membangun pola pengasuhan yang baik untuk anak. Contoh kecilnya yaitu ajarkan anak untuk menghargai orang lain, meminta maaf jika salah, dan yang terpenting menjadi contoh yang baik untuk anak.