Mohon tunggu...
Firmanda RH
Firmanda RH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Al-Azhar Indonesia

Do what you want.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Obsessive Love Disorder (OLD) dalam Perspektif Abraham Maslow: Teori Hierarki Kebutuhan Manusia

18 Mei 2023   23:27 Diperbarui: 3 Agustus 2023   00:56 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://2.bp.blogspot.com/-xPdDaLpON_g/VgKmiNPW0OI/AAAAAAAAACM/rl-uRfTzFhY/s1600/diagram%2Bpiramid%2Bmaslow%2B1.png

Berdasarkan kelima kebutuhan di atas, seseorang dengan Obsessive Love Disorder merupakan bentuk dari akibat tidak terpenuhinya 5 kebutuhan tersebut. Pertama, kebutuhan fisiologisnya yang berupa seks tidak terpenuhi sehingga akan ada keinginan untuk melakukan hal tersebut kepada orang yang dicintainya. Ada banyak contoh kasus mengenai obsesi seseorang yang berujung melakukan rou*h sex. Hal ini menimbulkan rasa trauma yang mendalam terhadap si korban.

Kedua, seperti yang sudah dijelaskan, kebutuhan selanjutnya tidak akan dapat terpenuhi apabila kebutuhan sebelumnya juga tidak terpenuhi. Dalam kasus Obsessive Love Disorder, kebutuhan fisiologis yang tidak terpenuhi mengakibatkan kebutuhan akan rasa aman dari emosional ikut tidak terpenuhi. Biasanya, ketika individu OLD tidak terpenuhi kebutuhan seks-nya maka akan timbul rasa cemas yang berlebihan.

Ketiga, kebutuhan sosial berupa kebutuhan untuk dicintai atau memiliki pasangan tidak terpenuhi. Ini bisa timbul dari masa lalu seperti merasa tidak ada rasa cinta dari kedua orang tua. Sehingga di masa depan mengganti hal tersebut dengan harus memiliki seseorang yang dicintainya dan sepenuhnya menjadi miliknya.

Keempat, kebutuhan akan status dan pengakuan yang tidak terpenuhi. Hal ini bisa terjadi karena penolakan yang diterima dari orang yang dicintainya. Padahal individu OLD dengan rasa yang menggebu tentu ingin mendapat pengakuan dan status sebagai pasangan orang yang dicintai.

Kelima, jika dari kebutuhan pertama saja tidak terpenuhi tentu kebutuhan yang paling atas juga tidak terpenuhi. Individu OLD akan sulit mengaktualisasikan dirinya karena belum adanya kematangan mental untuk bertanggung jawab terhadap orang yang dicintainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang dengan gangguan OLD hanya akan mementingkan egonya sendiri tanpa memikirkan bagaimana akibat yang diterima oleh pasangan atau orang yang dicintai.

Beberapa Contoh Kasus OLD

Pada gangguan OLD, tidak sedikit kasus yang berimbas pada pembunuhan karena tidak terpenuhinya 5 kebutuhan di atas. Seperti kasus yang terjadi pada awal bulan Februari, yakni pembunuhan seorang wanita berinisial LS (23) asal Kampung Saruni, Banten, yang dilakukan oleh RA (21). Berdasarkan hasil pemeriksaan RA tega menghabisi nyawa korban hanya karena cemburu LS telah memiliki kekasih lain setelah putus dengannya. 

Melalui pengamatan, jika dihubungkan dengan teori Maslow, RA melakukan hal tersebut karena tidak terpenuhinya kebutuhan sosial berupa kebutuhan untuk dicintai yang kemudian berimbas pada rasa ingin dipenuhinya kebutuhan harga diri. RA merasa ingin mendapat pengakuan dari LS sebagai kekasih namun hal itu tidak terpenuhi sehingga marah dan membunuh LS.

Kasus lain terjadi di Bali yang dilakukan oleh PA terhadap istrinya, LS yang sedang hamil 8 bulan. PA mencurigai istrinya berselingkuh sehingga membuatnya gelisah, kemudian saat istrinya tidur, PA melakukan aksi pembunuhan yang keji berupa menggorok leher sang istri. Jika dihubungkan dengan teori Maslow, kebutuhan akan keamanan dan keselamatan PA tidak terpenuhi. Ketakutannya akan sang istri berselingkuh membuat dirinya merasa tidak aman, takut istrinya direbut orang lain dan kemudian ia akan sendiri membuat PA kehilangan akal dengan membunuh sang istri.

OLD tidak hanya terjadi secara langsung tetapi bisa juga dalam dunia maya, terutama media sosial. Kasus yang sama terjadi pada bulan Februari yaitu obsesi Ayub Sagara alias Dexter Cosplay terhadap cosplayer perempuan denhan nama panggung Aiyang Hanazo. Obsesi yang berawal dari suka tersebut dilakukan berupa menyuruh adik korban untuk memfoto korban dalam keadaan tidak memakai pakaian. Pelaku mendoktrin adik korban dengan mengatakan hal tersebut wajar dilakukan sesama saudara. Meski sudah tertangkap basah, pelaku tidak menyerah dan terus meminta adik korban melakukan hal yang sama kemudian mengirim foto tersebut kepada dirinya. Hal ini kemudian di-up oleh korban ke media sosial dengan harapan agar publik ikut menuntut pelaku ke jalur hukum. Berdasarkan teori, kebutuhan paling mendasar Ayub Sagara berupa kebutuhan fisiologis seks tidak terpenuhi sehingga mencari pelarian kepada wanita yang ia sukai.

Bagaimana Mengatasi OLD?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun