Kemudian yang kedua adalah Menjadikan Orang Lain Terhormat. Artinya, jangan sampai kita itu menyakiti orang lain. Bagaimana caranya membuat orang lain itu senang dan juga bahagia. Jangan sampai ada orang lain susah, kita malah senang. Begitupun sebaliknya, ketika ada orang lain senang, kita malah iri dengki. Tetangga dapat nikmat, ya kita ucap alhamdulillah. Begitu sederhana bukan?
Ya, orang lain harus diperlakukan dengan hormat. Intinya, hati kita harus respect terhadap yang lain, tidak ada niatan untuk menyakiti mereka. Bahkan, kita tersenyum pun sudah bisa dikatakan menjadikan orang lain terhormat. Senyum sudah termasuk dalam sedekah dan mendapatkan pahala.Â
Contohnya saja tentang perbuatan tolong menolong di lingkungan pesantren. Tidak hanya di lingkungan pesantren sih, tapi bisa dimana saja kita berada. Menolong orang yang sedang dalam kesulitan. Para wali / orang tua yang datang jauh-jauh untuk menemui anaknya, jangan sampai mereka terabaikan dan dicuekin. Ada orang, ya kita sapa. Kita bantu mereka sampai apa yang dimaksudkan itu terpenuhi.
Orang terhormat adalah orang yang bisa menghormati orang lain. Sebaliknya, orang tersebut akan menjadi orang rendahan pada saat orang itu tidak bisa menghormati orang lain.
Nah, kedua hal itulah yang menjadi identitasnya Wahid Hasyim. Dawuh yang selalu Bapak Pengasuh sampaikan kepada para santrinya. Dimana kita diminta untuk mengamalkannya menggunakan ilmu-ilmu agama yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadist.
Masih banyak lagi sih, contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, bagaimana Menomorsatukan Allah dan Menjadikan Orang Lain Terhormat versi teman-teman? Semoga hal ini bisa teman teman amalkan ya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H