Sebagai masyarakat Indonesia, pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya "Kelapa Sawit", bukan? Dimana Indonesia menjadi negara dengan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Menurut wikipedia, kelapa sawit  merupakan tumbuhan industri yang digunakan dalam usaha pertanian sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industri, dan bahan bakar.
Penyebaran kelapa sawit di Indonesia berada di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Nah, disini kita akan membahas mengenai kelapa sawit yang ada di daerah Mukomuko, Bengkulu.
Mukomuko menjadi salah satu sentra atau pusat perkebunan kelapa sawit yang ada di Provinsi Bengkulu. Daerahnya yang masih termasuk dalam pedesaan, menjadikannya penghasil kelapa sawit terbanyak dan pemilik kebun kelapa sawit terluas di Bengkulu. Dilansir dari Radar Mukomuko berdasarkan data statistik 2021, total luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko mencapai 158.614 hektare.
Wow! Sangat luas bukan perkebunan kelapa sawit di sana? Perlu diketahui juga bahwa perkebunan di sana, ada yang milik perusahaan dan ada juga yang milik masyarakat. Perkebunan yang ada menjadi sumber perekonomian bagi masyarakat di Mukomuko. Dimana setiap yang ada dalam kelapa sawit, baik itu perawatan, hasil ataupun yang lainnya pasti akan menjadi sumber uang bagi masyarakatnya.Â
Mata pencaharian masyarakat Mukomuko adalah sebagai petani. Mereka menghabiskan waktunya untuk mengurus ladang atau lahan kelapa sawitnya agar mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik. Rata rata masyarakatnya pasti memiliki lahan atau kebun kelapa sawit. Lahan yang dimiliki pun bervariasi, mulai dari setengah hektare, 1 hektare, 2 hektare, dan bahkan ada yang sampai puluhan hektare. Semakin luas perkebunan yang dimiliki, maka semakin banyak pula penghasilan yang didapat.Â
Untuk masyarakat yang tidak memiliki lahan, mereka akan bekerja sebagai buruh tani. Yaitu yang mengurus ataupun memanen buah kelapa sawit milik orang lain yang memang tidak bisa untuk mengolah lahannya sendiri. Saat ini, harga TBS (Tangkai Buah Segar) mencapai 2.350/kg di pabrik dan 2.160/kg bagi petani. Jika satu hektare nya mencapai kurang lebih 1 ton buah kelapa sawit, uang yang dihasilkan bisa sampai  3-4 juta perbulannya.
Untuk mendapatkan hasil yang banyak dan berkualitas, diperlukan juga perawatan yang baik di setiap lahannya. Lalu, perawatan apa saja yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil / buah kelapa sawit yang baik? Berikut penjelasannya :Â
1. Memangkas
Pelepah kelapa sawit yang tumbuh di bawah buah biasanya akan rutin dipotong setiap 6 bulan sekali. Dimana kegiatan memangkas ini dikenal dengan yang namanya bruning. Hal ini dilakukan agar buah yang akan dipupuk dapat berkembang menjadi buah dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Jika pelepah tidak di bruning sebelum pemupukan, maka hasilnya tidak akan maksimal.
2. Memupuk
Pohon kelapa sawit yang berbuah membutuhkan asupan untuk bisa tumbuh dengan menghasilkan buah yang tentunya banyak dan juga besar-besar. Maka dari itu, perlunya pemupukan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali setelah proses bruning. Pupuk yang dipakai bermacam macam, mulai dari pupuk organik maupun non-organik. Salah satu pupuk organik yang sering dipakai berasal dari buah kelapa sawit itu sendiri, yaitu tandan kelapa sawit yang sudah membusuk atau warga sekitar menyebutnya dengan nama "Janjangan". Kemudian ada juga pupuk non-organik dengan berbagai macam merk, mulai dari yang kualitas rendah sampai kualitas tinggi. Seperti KCL, Urea, Phoska, Mutiara, dan masih banyak lagi. Perlu diketahui bahwa pemupukan dilakukan saat musim hujan agar pupuk yang disebar di sekitar pohon dapat diserap dengan baik.
3. Menyemprot
Maksud penyemprotan disini adalah menyemprot ilalang atau rerumputan yang ada di lahan kelapa sawit. Ilalang yang ada di sekitar pohon menyebabkan pohon sulit untuk tumbuh sehingga buah yang dihasilkan tidak maksimal, serta menghalangi orang yang akan memanen buah sawit. Oleh karenanya, dilakukan penyemprotan setiap 1 tahun sekali. Berbeda dengan pemupukan, penyemprotan dilakukan saat musim panas tiba. Karena jika dilakukan saat hujan, obat yang digunakan tidak dapat bekerja dengan baik karena luntur oleh air. Obat yang digunakan juga bervariasi merknya, seperti Gramoxone, Roundup, Starlon, Noxone, dan lain lain.
4. Memanen
Setelah ketiga perawatan di atas, petani dapat memanen buahnya dua kali dalam sebulan. Jika sudah 2 minggu, buah kelapa sawit yang awalnya berwarna hijau atau hitam akan berubah warna menjadi kuning ataupun merah. Disaat itulah kelapa sawit dapat dipanen. Masa memanen pun tidak boleh sampai terlambat, karena buah dapat rontok atau menjadi brondol, menyebabkan kualitas dan kuantitas nya berkurang.Â
Nah, itu tadi beberapa perawatan yang dapat dilakukan pada kelapa sawit untuk menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Semakin baik perawatannya, semakin banyak pula buah yang dihasilkan dan pemasukan yang didapatkan. Semoga bermanfaat!Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI