Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya berkembang.Â
Belajar bukan sekedar pengalaman melainkan suatu proses dan bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.Â
Masalah gangguan belajar pada anak kerap kali ditemukan. Masalah ini timbul bisa di sekolah maupun di luar sekolah.
Gangguan belajar adalah suatu gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan untuk menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan informasi.
Anak yang mengalami gangguan belajar biasanya akan mengalami hambatan-hambatan dalam kegiatan belajarnya. Gangguan yang dialami bisa seperti gangguan daya ingat, gangguan membaca, menulis, berhitung, dan lain-lain.Â
Dampak yang timbul ketika anak mengalami gangguan belajar bukan hanya pada tumbuh kembang anak, melainkan berdampak pada proses interaksi anak dengan dunia sekitarnya. Identifikasi awal kesulitan belajar biasanya dilakukan oleh guru kelas.Â
Apabila diduga ada kesulitan belajar, guru tersebut memanggil spesialis. Orang-orang professional disesuaikan untuk membuktikan apakah seorang siswa mempunyai kesulitan belajar. Tes keterampilan motorik, bahasa, dan ingatan dapat digunakan sebagai cara mengidentifikasi kesulitan belajar.
Terdapat banyak kelompok-kelompok dari kesulitan belajar yaitu yang pertama disleksia dimana masalah umum menandakan seorang anak mengalami kesulitan belajar adalah keterampilan dan membaca.
Disleksia adalah satu kategori yang ditujukkan bagi individu-individu yang memiliki kelemahan serius dalam kemampuan mereka untuk membaca dan mengeja.
Kedua, disgrafia adalah kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam mengungkapan pemikiran dalam komposisi tulisan. Anak-anak yang memiliki disgrafia kemungkinan akan menulis dengan sangat pelan, hasil tulisan mereka bisa jadi sangat tidak terbaca, dan mereka mungkin melakukan banyak kesalahan ejaan karena ketidakmampuan mereka untuk memadukan bunyi dan huruf.
Yang terakhir diskalkulia atau perkembangan aritmatika, adalah kesulitan belajar yang melibatkan kesulitan dalam perhitungan matematika. Pada keadan ini ditemikan bahwa anak-anak yang memiliki kesulitan dalam perhitungan matematika sering memiliki kekurangan neuropsikologis dan kognitif, termasuk prestasi yang buruk dalam mengelola ingatan.
Dari beberapa kesulitan belajar diatas yang paling banyak saya temui ketika melakukan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di SD Muhammadiyah PK Kottabarat di kelas 2 adalah diskalkulia yaitu kesulitan belajar dalam perhitungan matematika. Agar anak tersebut dapat mengikuti pembelajaran seperti teman-teman lainnya terutama pada saat mata pelajaran matematika, anak tersebut harus mendapat perhatian khusus yaitu dengan mendampingi anak serta menjelaskan secara perlahan agar anak paham dan dapat mengikuti pembelajaran.Â
Dari masalah tersebut peran orang tua sangat penting dalam penanganan gangguan belajar yang dialami oleh anak. Jika orang tua tidak peduli maka hal itu juga menjadi salah satu faktor terjadinya kesulitan belajar pada anak.
Karena pada dasarnya dalam masa perkembangannya, anak-anak perlu distimulus aspek motorik dan daya pikirnya. Terkadang anak dibiarkan tercampak apa adanya, tanpa ada kata ditanya, dibimbing, atau dilatih.
Sementara itu orang tua sibuk dengan pekerjaannya atau aktifitasnya sendiri. Tanpa menghiraukan usia tumbuh kembang anak dan problematikanya.
Untuk dapat menghindari kesulitan belajar pada anak, orang tua diminta untuk selalu berkomunikasi aktif dengan anak. Selain itu, guru sebagai motivator juga perlu mengenal karakteristik anak, untuk mengantisipasi kesulitan belajar anak sedari dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H