Sungai Pinang adalah salah satu desa dengan kearifan lokal yang masih terjaga. Desa Sungai Pinang terletak di pesisir Sungai Martapura, Kalimantan Selatan. Masyarakat pedesaan di Sungai Pinang menanam padi, umbi-umbian, jeruk, dan mencari ikan di sungai. Sedikit berbeda dengan pedesaan lainnya, masyarakat Sungai Pinang menjual hasil panen, ikan hasil tangkapan, dan barang dagangan lainnya seperti makanan khas Banjar di pasar terapung Lok Baintan yang berada di atas sungai Martapura.
Interaksi sosial dalam masyarakat di desa Sungai Pinang terjadi dengan harmonis di atas jukung atau perahu tanpa mesin yang menjadi salah satu alat transportasi masyarakat pesisir sungai di Kalimantan, para penjual saling bertegur sapa sambil beriringan mendayung jukung. Proses jual beli dan saling bertukar dagangan terjadi di atas aliran sungai Martapura, para pedagang yang sebagian besar merupakan perempuan berkumpul di titik utama Pasar Terapung Lok Baintan dengan berbagai macam dagangan di atas perahunya.
Beralih pada masyarakat perkotaan, urban community tidak tertentu jumlah penduduknya, perbedaan antara masyarakat desa dan kota juga terlihat pada masyarakat kota yang lebih individualis dan cara berpikir yang cenderung rasional menyebabkan interaksi-interaksi sosial yang terbentuk berdasar pada faktor kepentingan. Perubahan sosial juga lebih nampak di perkotaan karena kota lebih mudah menerima pengaruh dari luar dan letaknya yang strategis menjadikan kota cocok untuk usaha perdagangan/perniagaan seperti kota pelabuhan (Soekanto & Sulistyowati, 2017:135-140).
Banjarmasin merupakan salah satu kota pelabuhan yang terletak di Kalimantan Selatan, kota yang dijuluki sebagai kota seribu sungai ini terletak diantara sungai Barito dan sungai Kuin. Menilik Banjarmasin secara historis, pasar terapung mulai muncul sekitar abad ke-14 sebelum kerajaan Banjar berdiri pada tahun 1526, sehingga sungai menjadi nadi kehidupan dan penggerak roda perekonomian di Banjarmasin hingga berkembang menjadi kota pelabuhan (Kennia & Timoticin, 2019: 297-298).
Hingga saat ini, selain hiruk-pikuk kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk mengejar waktu di antara gedung-gedung pencakar langit, Banjarmasin sebagai kota pelabuhan juga memiliki kesibukan di wilayah-wilayah sungai dan pelabuhan, seperti Pasar Terapung Siring Tendean yang terletak di tengah kota Banjarmasin, setiap hari minggu pagi Pasar Terapung Siring Tendean selalu ramai pengunjung dan pedagang-pedagang yang berjualan di atas perahu.
Penulis: Nanda Elna Aulia Putri
DAFTAR PUSTAKA
Basundoro, Purnawan. 2012. Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Bergel, E. E. 1955. Urban Sociology. McGraw-Hill Book Company, Incorporated.