6. Melakukan operasi kontra-intelijen.
Menurut pendapat saya, peranan fungsional Intelkam sebagai penyelenggara sistem peringatan dini (Early Warning System) yang membantu pimpinan dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusan sangat memerlukan pengembangan dari segi profesionalitasnya terutama pada aspek-apek antara lain adalah :
a. Aspek Kemahiran Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam ajaran Sun Tsu disebutkan bahwa salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk memenangi suatu peperangan (di dalam intel yakni kegiatan ataupun operasi) adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri. Dalam konteks Intelkam sejalan dengan hal tersebut adalah kekuatan internal fungsi Intelkam yaitu Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu, maka yang diperlukan adalah kualitas Sumber Daya Manusia-nya. Profesionalitas anggota dapat diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan teknis maupun non teknis yang berkaitan dengan kemampuan kompetensi dalam pelaksanaan tugas intelijen baik tugas yang sifatnya umum maupun tugas yang bersifat khusus. Pendidikan dan pelatihan yang sifatnya umum akan memberikan kemampuan dasar yang general bagi setiap anggota intelkam. Sehingga setiap anggota akan sama pengetahuan dan pemahamannya tentang aturan dasar dan prosedur pelaksanaan tugasnya baik secara administratif maupun teknis lapangan. Sedangkan, dengan adanya pelatihan dan pendidikan yang bersifat khusus atau spesifik maka diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan kompetensi anggota intelkam lebih spesifik dan mendalam tergantung spesialisasinya dalam menjalankan tugasnya, misalnya spesialis dalam penggalangan (menggalang orang tertentu yang sulit didekati), spesialis dalam pengumpulan data (termasuk data rahasia yang sulit didapatkan) atau bahkan spesialis membuat perkiraan hasil pengolahan dan analisa data/informasi yang sudah didapat.
b. Aspek Pengorganisasian
Dari aspek pengorganisasian adalah pertama perlu adanya perencanaan yang lebih matang terhadap setiap kegiatan atau operasi yang hendak dilaksanakan sesuai rencana kegiatan rutin fungsi Intelkam yang telah dibuat selama waktu tertentu (rengiat mingguan, rengiat bulanan dan rengiat tahunan) dan juga kegiatan yang sifatnya insidentil (tergantung situasi kambtibmas, misalnya kegiatan demostrasi atau konser dll). Selain itu, untuk memudahkan sistem pelaporan terkait kegiatan yang sifatnya insidentil dan harus segera dilaporkan kepada pimpinan perlu adanya evaluasi agar hirarki dan prosedur sistem pelaporan tidak terlalu panjang dan rumit untuk menghindari keterlambatan waktu sampainya laporan kepada pimpinan yang dapat menyebabkan keterlambatan penanganan kasus dan kemudian timbul permasalahan yang lebih besar. Kedua, peran pengawasan dan pengendalian melekat oleh pimpinan secara berjenjang agar setiap pelaksanaan tugas oleh anggota dapat terpantau ada atau tidaknya “progres” atau kemajuan dari hasil kegiatan yang sedang dijalankan oleh anggota. Untuk menghilangkan kesan bahwa intel tidak menghasilkan apa-apa. Ketiga, pengkaderan anggota intel yang cenderung stagnant atau tidak ada perkembangan. Sementara jumlah anggota di fungsi lain banyak dan berlebih namun, di Intelkam anggota jumlahnya sangat sedikit apalagi yang memiliki kompetensi di bidang intelkam. Oleh karena itu, perlu adanya rekrutmen untuk penambahan anggota intel terutama dari lulusan baru (fresh graduate) seperti dari Brigadir dan Akpol, karena diharapkan para lulusan baru tersebut masih dapat dibentuk menjadi intel yang “mumpuni”, memiliki jiwa kresna sejati dan tidak mudah berpindah ke fungsi lain.
c. Aspek dukungan sumber daya atau sarana prasarananya
Untuk aspek dukungan sumber daya alam dan sarana/prasarana, perlu adanya penambahan dukungan terkait logistik dan fasilitas bagi anggota untuk dapat melancarkan tugas anggota baik di lapangan maupun untuk administrasi pengolahan data atau informasi untuk keperluan pembuatan laporan. Selama ini, dukungan anggaran dan sarana/prasarana sangat terbatas sehingga cenderung menghambat kelancaran pelaksanaan tugas anggota. Misalnya, untuk menghilangkan kesan bahwa intel “berhasil tidak dipuji, hilang tidak dicari” yang mana hal ini membuat anggota Intelkam menjadi tidak memiliki semangat untuk berprestasi maka perlu adanya dukungan berupa kompensasi atau “reward” bagi anggota intel agar dapat menjadi suatu penghargaan bagi anggota yang telah bersusah payah bekerja dilapangan untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi pimpinan secara khusus dan institusi secara umum. Selain itu, kenyataan di lapangan juga seringkali anggota tidak dilengkapi dengan sarana kendaraan dinas untuk mobilitas yang tinggi di lapangan sehingga anggota menggunakan kendaraan pribadinya namun tetap kurang mendapat dukungan logistik seperti bahan bakar.