Mohon tunggu...
Nanda Devi Yulianti
Nanda Devi Yulianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sarjana Bisnis Digital-Universitas Pendidikan Indonesia

Kesuksesan bukan sekedar seberapa besar pencapaian yang telah dicapai bukan juga jika kita punya segalanya, tetapi kesuksesan menurut saya adalah keberhasilan yang bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga berguna bagi banyak orang dan lingkungan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Ekonomi Sosialis Menurut Perspektif Islam

4 Juni 2023   20:18 Diperbarui: 5 Juni 2023   03:56 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest (https://pin.it/KpAEd7T)

Sosialisme adalah suatu ideologi, politik, sekaligus sistem ekonomi yang muncul dari kelompok masyarakat yang menjadi korban dari kebebasan di segala hal (kapitalisme). Kita tahu sendiri bahwa di pada era ekonomi kapitalis banyak problematika yang terjadi baik dari segi ekonomi ataupun sosial, seperti adanya eksploitasi sumber daya alam dan manusia secara berlebihan sehingga kesejahteraan hanya didapatkan oleh kaum pemilik modal yang memunculkan istilah "yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin" serta monopoli dan persaingan bebas yang dapat menghalalkan segala cara. 

Oleh karena itu, ekonomi sosialis muncul menjawab permasalahan tersebut dengan memunculkan prinsip- prinsip yang kontradiksi dengan ekonomi kapitalis seperti mewujudkankan kesetaraan, menghapuskan kepemilikan individu, dan mengatur produksi dan distribusi secara kolektif. Akan tetapi, ekonomi sosialis ternyata tidak mengatasi permasalahan yang terjadi tetapi menimbulkan permasalahan baru. Bagaimana perspektif islam memandang paham dan ekonomi sosialime ?

Bagaimana Pandangan Ekonomi Sosialis Dalam Perspektif Islam?

Materialisme adalah asas yang dianut dalam ekonomi sosialis dimana asas ini tidak mengenal adanya pencipta alam (Tuhan) atau atheis. Sehingga aturan dan sistem ekonomi nya dibangun berdasarkan akal manusia semata tanpa adanya nilai religius di dalamnya. Hal tersebut tentu saja sangat bertentangan dengan islam dan ekonomi islam karena ekonomi islam menyertakan kaidah dan nilai-nilai yang ada dalam agama islam yang telah tertuliskan dalam Al-Qur'an yang menjadi pedoman hidup manusia di dunia.

Kebahagiaan manusia dalam paham sosialis diukur secara material yaitu ketika kebutuhan hidupnya terpenuhi secara jasmani maka orang dianggap bahagia tanpa menyertakan kebutuhan rohani di dalammnya. Fakta yang ada bahwa penyakit yang paling bahaya yang dapat melanda manusia di seluruh dunia adalah kesepian dan tidak merasa bahagia dalam hidupnya. Fasilitas negara yang lengkap, tingkat kemakmuran tinggi, kehidupannya tercukupi, harta melimpah bukankah bahagia harusnya dirasakan?

Tapi nyatanya tercukupinya kebutuhan secara jasmani tidak menjadikan hidup seseorang itu bahagia karena sejatinya bahagia  bukan karena harta atau materi belaka, kebahagiaan letaknya di hati dan yang bisa membuat bahagia adalah pencipta hati itu sendiri (Tuhan). Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Anfal ayat 75 Allah berfirman 

"Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan" dan diperkuat dengan hadist Nabi Muhammad SAW "Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agamamu" . Agama islam memandang kebahagiaan bukan tentang materi semata tetapi kebahagiaan itu datangnya dari Sang Pencipta Dzat yang menguasai hati manusia.

Bagaimana Pandangan Islam Mengenai Prinsip Pada Sistem Ekonomi Sosialis ?

Sistem ekonomi sosialis menganut tiga prinsip utama antara lain sebagai berikut:

1. Mewujudkan kesetaraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun