PEMANFAATAN TEKNOLOGI SECARA BIJAK MELALUI PROJECT ASSESSMENT
1Nanda Aulia annisa, Â Abdul latife
1IAINU tuban
ndaanisa397@gmail.com
2IAINU TUBAN
Keylatifee@gmail.com
ABSTRAK
Kemajuan teknologi di era globalisasi tak jarang mendatangkan pengaruh bagi masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan dapat menjadi penyebab kemunculan degradasi moral, ditandai dengan menurunnya tingkat kesadaran akan norma kesopanan,  terutama oleh generasi penerus bangsa. Memudarnya norma dan nilai yang mengikat masyarakat sebagai satu kesatuan tidak hanya disebabkan oleh pengaruh teknologi informasi. Peran keluarga sebagai tempat perlindungan utama bagi anak seolah patut dipertanyakan, mengingat semakin banyak kasus penyalahgunaan media internet dan kebanyakan pelakunya masih membutuhkan perhatian orang tua. Sebagian besar dari mereka bahkan cenderung acuh dengan kehadiran norma serta nilai yang menjadi ciri khas masyarakat berbudaya. Tentu akan menjadi masalah besar apabila tidak segera ditemukan solusi atas masalah ini. Peran dunia pendidikan dalam melestarikan norma dan nilai, termasuk nilai  agama menjadi tolok ukur keberhasilan dalam menerapkannya. Kurikulum pendidikan di Indonesia, yang notabene merupakan negara dengan penduduk tertinggi memeluk agama Islam, memasukkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam selama proses pembelajaran. Kegiatan selama pembelajaran pun dibuat semenarik mungkin, misalnya dengan menerapkan penilaian proyek (project assessment) terhadap siswa. Dengan diterapkannya metode ini, diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bekal ilmu yang mereka miliki serta pemahaman yang baik akan memudahkan mereka dalam memanfaatkan teknologi yang ada dengan bijak.
Kata Kunci: Pemanfaatan Teknologi, Pendidikan, Instrumen Pendidikan, Project Assessment
ABSTRACT
Technological advances in the era of globalization often have an impact on society. The resulting influence can be the cause of the emergence of moral degradation, marked by a decreased level of awareness of the norms of decency, especially by the next generation of the nation. The fading of norms and values that bind society as a unit is not only caused by the influence of information technology. The role of the family as the main place of protection for children seems to be questionable, considering that there are more and more cases of misuse of internet media and most of the perpetrators still need parental attention. Most of them even tend to be indifferent to the presence of norms and values that characterize a cultured society. Of course it will be a big problem if a solution to this problem is not found immediately. The role of the world of education in preserving norms and values, including religious values, is a measure of success in implementing them. The education curriculum in Indonesia, which incidentally is the country with the highest population embracing Islam, includes Islamic Religious Education subjects during the learning process. Activities during learning are also made as interesting as possible, for example by applying project assessments to students. With the implementation of this method, it is hoped that students can better understand the material being taught and apply it in everyday life. In addition, the provision of knowledge they have and a good understanding will make it easier for them to use existing technology wisely.
Keywords: Utilization of Technology, Education, Educational Instruments, Project Assessment
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi di era yang serba modern seperti sekarang ini telah banyak membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat, dengan cakupan bidang yang meluas sehingga perubahan besar menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Masyarakat dunia tanpa terkecuali telah diperkenalkan dengan teknologi yang mengakibatkan cakupan wilayah semakin sempit dengan kemudahan akses tanpa bertatap muka. Hal tersebut merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Kemudahan akses melalui media internet memungkinkan seluruh lapisan masyarakat untuk terhubung dan melakukan interaksi sehingga pengaruh akan budaya atau pemikiran baru sangat mungkin terjadi. Revolusi Industri 4.0 menjadi titik tolak perubahan besar yang ditemukan pada masyarakat seperti sekarang ini, ditandai dengan meluasnya jaringan koneksi di seluruh dunia dan kecepatan pengaruh terhadap budaya yang ada menjadi kian cepat. Hampir sebagian negara maju telah mengalami kehidupan yang serba modern dan canggih terlebih dahulu apabila dibandingkan dengan negara berkembang. Dengan adanya teknologi internet sebagai media penghubung masyarakat dunia menjadikan tindakan adopsi atas segala perubahan yang ada, terutama dalam aspek budaya seolah bukan lagi mitos. Banyak negara berkembang yang meniru budaya barat, dalam hal berpakaian, cara pandang terhadap sesuatu, hingga bahasa keseharian.
Pengaruh yang ditimbulkan sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan informasi tersebut tak jarang membawa dampak yang buruk bagi masyarakat apabila tidak disertai upaya pemilahan atas sesuatu yang penting dan sesuatu yang menjadi tren. Penyalahgunaan teknologi informasi yang ada menjadi salah satu dari sekian banyak kasus yang ditemukan pada siswa yang notabene termasuk dalam kategori remaja. Pada kelompok usia ini dikenal sebagai kelompok dengan usia rentan akan segala bentuk perubahan yang terjadi. Sebagai salah satu media pembentuk karakter serta kepribadian, sekolah memiliki peran penting di dalamnya. Melalui mata pelajaran, seperti Pendidikan Agama Islam, siswa diharapkan mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada tanpa melupakan esensi nilai serta norma yang berkembang di masyarakat. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, yang dalam hal ini memegang peranan dalam membentuk serta mempersiapkan masa depan siswa, sebagai generasi penerus bangsa. Banyak guru telah menerapkan metode pembelajaran yang dibuat semenarik mungkin, dengan harapan materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, pengembangan kreativitas siswa melalui instrumen pembelajaran juga menjadi hal penting yang patut dipertimbangkan. Guru bekerja sama dengan pihak sekolah berusaha menyediakan program belajar yang edukatif dan menyenangkan selama proses pembelajaran, salah satunya dengan memasukkan penilaian proyek dalam aktivitas sekolah. Penilaian proyek (Project Assessment) merupakan kegiatan penilaian atas tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik berdasarkan materi pelajaran yang diampu dengan kurun waktu tertentu. Media penilaian ini dipergunakan dalam mengkaji kemampuan siswa saat mengerjakan tugas, baik individu maupun kelompok berupa proyek kerja nyata yang kemudian dapat ditampilkan dan diterapkan tidak hanya selama kegiatan pembelajaran di sekolah, namun juga secara luas, yakni di lingkungan masyarakat.
Pada praktiknya, project assesment diperlukan kemampuan yang tinggi sehingga kreativitas siswa atau peserta didik dapat muncul dan terasah. Tantangan lain ialah terkait waktu dan intensitas pertemuan. Diketahui sekarang ini, di hampir seluruh negara, termasuk Indonesia mengalami masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan seluruh kegiatan untuk dilaksanakan di rumah, termasuk proses pembelajaran. Tentunya ini akan menjadi tantangan baru, baik bagi guru maupun siswa yang bersangkutan. Bagi siswa, jelas mereka akan mendapatkan tugas yang lebih banyak sebagai ganti dari kegiatan pembelajaran di sekolah setiap harinya. Sedangkan, bagi guru ialah memfasilitasi siswa untuk tetap memahami materi yang diajarkan melalui penugasan sehingga mengharuskan masing-masing dari mereka menciptakan tugas yang tidak membosankan. Salah satunya ialah dengan menerapkan metode penilaian proyek (project assessment). Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa dapat diminta untuk membuat video terkait upaya pencegahan Covid-19 beserta panduan beribadah di rumah sesuai syariat Islam. Setelah video siap maka siswa diminta untuk mengunggahnya di media sosial pribadi sehingga informasi yang diberikan dapat diteruskan kepada masyarakat luas. Penerapan metode penilaian proyek ini dinilai mampu merangsang tingkat kreativitas peserta didik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.
KAJIAN LITERATURE
Pengertian Penilaian (Assessment)
Penilaian merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan pembelajaran, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penilaian merupakan suatu proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno, 2012). Angelo dan Croos (Abidin, 2014) menambahkan bahwa yang dimaksud penilaian adalahsebuah proses yang didesain untuk membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian merupakan serangkaian proses pembelajaran dalam rangka memperoleh informasi terkait aktivitas siswa, termasuk mata pelajaran sehingga menghasilkan ukuran, biasanya dalam bentuk angka untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa atas mata pelajaran yang bersangkutan.
Pengertian Penilaian Proyek (Project Assessment)
Oleh karena berkaitan erat dengan keberhasilan siswa dalam memahami mata pelajaran maka pemilihan metode penilaian sangat penting untuk diperhatikan. Seiring dengan penggunaan kurikulum yang berbeda maka diketahui bahwa pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013 terdapat beberapa model penilaian yang ditawarkan dan dilakukan secara terpadu pada saat kegiatan belajar mengajar, yakni pengumpulan kerja peserta didik (portofolio), penilaian tertulis (paper and pencil assesment), penilaian produk (product assessment), penilaian diri (self assessment), penilaian unjuk kerja (performance assesment), penilaian proyek (project assessment), dan penilaian sikap. Tentunya masing-masing model tidak akan sama hasilnya apabila diterapkan pada seluruh mata pelajaran. Misalnya, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, diketahui bahwa penilaian proyek (project assessment) dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam mempergunakan bahasa secara baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian proyek (project assessment) merujuk pada kegiatan penilaian yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam rangka memahami materi pelajaran tertentu menurut kompetensi dalam kurun waktu tertentu. Adapun penilaian proyek memiliki kriteria sebagai berikut (Davis, 1991):
Generability, yakni bersifat general apabila dibandingkan dengan tugas mata pelajaran lain;
Authenticity, sesuai dengan kenyataan yang dialami sehari-hari;
Multiple foci, menggunakan skala pengukuran kemampuan yang luas;
Teachability, menunjukkan kemajuan hasil atas proses pembelajaran di kelas;
Fairness, adil bagi seluruh peserta didik;
Feasibility, tugas yang diberikan relevan untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari; dan
Scorability, untuk mengatahui tingkat validitas skala pengukuran yang dipakai.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dalam Lexy J. Moleong adalah serangkaian tahapan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa rangkaian kata baik lisan maupun tulisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan kepada background maupun individu secara komprehensif. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan" (Moloeng, 1991).
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket (kuisioner) kepada siswa dan guru. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis data dan metode yang digunakan untuk menyajikan data, menafsirkannya, memvalidasi, dan menunjukkan hasil data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data menggunakan angket (kuisioner) yang terfokus pada penelitian, yaitu Pemanfaatan Teknologi Secara Bijak Melalui Project Assessment. Kegiatan analisis dan penyajian data hasil penelitian dilakukan secara deskriptif dengan bantuan tabel kuisioner.
Teknik mengecek keabsahan data lainnya adalah dengan triangulasi, yaitu teknik yang memanfaatkan sumber lain diluar data untuk keperluan pengecekan. Dalam hal ini ada dua metode triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan data (1) triangulasi metode dan pengumpulan data, (2) triangulasi data dengan pengecekan yang dibantu oleh teman sejawat dan pihak-pihak yang memahami penelitian ini.
PEMBAHASAN
Metode Penilaian Proyek (Project Assessment) dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Selama kegiatan pembelajaran daring, siswa diberikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk dipelajari secara mandiri dan kemudian dilakukan diskusi atau kegiatan tanya jawab dengan tema dari materi pelajaran yang dipilih. Selain melalui diskusi, siswa juga akan diberikan tugas untuk mengerjakan latihan soal, baik yang ada di Lembar Kerja Siswa (LKS) maupun buku panduan lain yang dipergunakan selama aktivitas pembelajaran di kelas. Mengingat jangka waktu libur yang diberikan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 cukup lama maka diperlukan peran guru dalam memberikan tugas yang mampu menciptakan serta meningkatkan kreativitas peserta didik sehingga tidak akan memunculkan kebosanan selama aktivitas pembelajaran di rumah. Diketahui bahwa dampak Covid-19 telah banyak mendatangkan kerugian bagi masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia. Dalam upaya mencegah serta melakukan proteksi diri agar terhindar dari virus Covid-19 diperlukan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat, baik golongan tua maupun muda untuk berpartisipasi dengan harapan dapat mengurangi tingkat penyebaran virus. Kampanye untuk membudayakan hidup bersih melalui cuci tangan sesuai prosedur telah banyak dibagikan di seluruh media sosial dengan bentuk tampilan yang beragam, misalnya baliho dan iklan layanan masyarakat.
Peran sekolah sebagai media utama dalam dunia pendidikan pun tak luput dari sorotan. Peran guru sangat penting, terutama dalam menyediakan wadah bagi siswa untuk berpikir kreatif dan menuangkannya dalam proyek kerja nyata, seperti pembuatan video terkait upaya pencegahan Covid-19 dan tata cara beribadah di rumah sesuai syariat Islam melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Peserta didik akan diminta untuk menyajikan video tersebut semenarik mungkin untuk kemudian diunggah ke media sosial pribadi mereka, yaitu Instagram. Penugasan berupa video ini dapat dikategorikan sebagai penilaian proyek (project assessment) yang melibatkan peran serta peserta didik dalam pembuatannya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran tidak hanya terbatas pada peserta didik yang bersangkutan, namun dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas sehingga pesan dapat tersampaikan dengan jelas melalui konten yang dibuat secara menarik.
Komponen Penilaian Proyek (Project Assessment)
Sebagai salah satu metode penilaian yang cocok untuk diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, terutama dalam kegiatan pembelajaran di rumah selama masa pandemi Covid-19, penilaian proyek diterapkan dalam pemberian tugas berupa video terkait upaya pencegahan Covid-19 dan tata cara beribadah di rumah sesuai syariat Islam. Adapun komponen penilaian proyek (project assessment) dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Komponen Penilaian Proyek (Project Assessment) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
No.
Aspek Penilaian
Deskripsi Penilaian
Skor (%)
1.
Kejelasan
Video dibuat dengan resolusi gambar yang jelas (tidak kabur atau terpotong).
Apabila menggunakan tulisan dalam video, hendaknya ditampilkan secara jelas. Hindari untuk memilih font yang sulit dibaca.
Kualitas suara yang dibuat harus jelas dan mudah dipahami.
20%