Mohon tunggu...
Nanda Apriliana
Nanda Apriliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Nanda Apriliana adalah seorang mahasiswa di Universitas Jember dengan prodi Hubungan Internasional. Nanda memiliki ketertarikan yang besar terhadap kepenulisan. Adapun topik-topik yang digemari Nanda sebagai tema dalam bahan kepenulisan seperti isu internasional, politik, pengetahuan umum, dan entertaiment.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

TikTok Menjadi Semakin Raksasa, Amerika Serikat Justru Tak Terima?

28 Maret 2023   01:33 Diperbarui: 28 Maret 2023   01:46 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalian pasti sudah tidak asing dengan platform berbagi video yang kini telah merajai sosial media. Ya, Tiktok menjadi sebuah platform berbagi video terbesar yang digunakan oleh berbagai masyarakat di penjuru dunia. 

Tiktok menjadi sebuah media dengan berbagai tujuan dari penggunanya seperti menyediakan konten hiburan, meningkatkan kepopuleritasan, media untuk berbagi informasi dan berita, hingga sebagai platform untuk mencari penghasilan dan mengembangkan karir. Bahkan saking luar biasanya dampak tiktok bagi masyarakat, mereka mempercayakan Tiktok sebagai media untuk membantu dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, gaya hidup, hiburan dan masih banyak lagi.

Namun di balik kesuksesan Tiktok, ada beberapa pihak yang tidak bisa menerima keberadaan Tiktok di Negaranya. Negara tersebut adalah Amerika Serikat yang berkali-kali mengacam pemboikotan akses Tiktok di Negara tersebut. 

Pelarangan akses Tiktok di Amerika sebernarnya sudah diajukan sejak tahun 2020, namun karena adanya kontra dari pengadilan Amerika Serikat sehingga perintah Donald Trump untuk memblokir aplikasi Tiktok dibatalkan sementara oleh Pengadilan Federal. Bahkan sebelumnya Amerika juga telah meminta agar platform penyedia aplikasi seperti Apple Store dan Google Store untuk memblokir aplikasi Tiktok agar tidak bisa diunduh atau diperbarui lagi oleh pengguna. Namu permintaan ini akhirnya ditentang.

Permintaan Amerika untuk memblokir Tikok ini juga mendapat penolakan dan kontra dari beberapa pihak seperti China selaku negara asal pencetus aplikasi Tiktok. 

Perusahaan Tiktok sendiri mengatakan bahwa pemblokiran Tiktok di Amerika sama dengan pemblokiran ekspor budaya dan nilai Ameika terhadap miliaran pengguna Tiktok di seluruh dunia. Padahal di Amerika Sendiri, pengguna Tiktok berjumlah lebih dari 100 Juta orang.

Penolakan Amerika Serikat Terhadap Tiktok bukanlah tanpa alasan. Keamanan menjadi alasan kenapa akhirnya Presiden Amerika Serikat menggiatkan pemblokiran Tiktok kembali pada tahun ini. 

Amerika Serikat khawatir apabila data dari masyarakat Amerika yang menggunakan Tiktok nantinya akan dibocorkan kepada China. Mengingat China adalah saingan terbesar AS sebagai negara superpower. 

Pembocoran data Amerika Serikat kepada China akan menjadi sebuah bom yang dapat mengancam keamanan Amerika di masa depan. Dengan bocornya data-data pengguna tiktok di Amerika yang diketahui China, tidak tertutup kemungkinan China bisa mengorek dan mencari kelemahan Amerika Serikat yang bisa menjadi senjata China untuk melawan Amerika Serikat. 

Dengan pemblokiran Tiktok, Perusahaan Tiktok juga berangapan bahwa Amerika juga akan memblokir hak masyarakat Amerika untuk berbicara, menggunakan, dan menyukai Tiktok sebagai platform berbagi video.

Namun Pihak Tiktok mengecam pernyataan Amerika Serikat karena tidak bisa membuktikan pernyataannya bahwa Tikok adalah media sebagai mata-mata untuk China.

 Pihak Tiktok juga berkali-kali menyangkal tuduhan tersebut dan bersikeras bahwa taka da satu datapun yang dibocorkan kepada pemerintah China. Bila dibutuhkan, Tiktok juga besedia menyerahkan data-datanya untuk kemudian diteliti oleh Tim riset AS sebagai bukti dan transparasi yang menyangkal semua tuduhan Amerika Serikat.

Dengan berbagai alasan tersebut, akhirnya presiden Amerika Serikat mengupayakan agar Tiktok segera hilang dari Amerika. CFIUS (Committee on Foreign Investment in the United States) yaitu sebuah Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Departemen Keuangan Amerika Serikat memaksa agar para pemilik saham atas aplikasi milik China untuk sesegera mungkin menjual sahamnya. 

Jika mereka melakukan penolakan, maka Amerika mengancam akan benar-benar melarang akses aplikasi video di Amerika Serikat. Bahkan Michael McCaul yaitu seorang kepala dari sebuah kongres komite dari partai Republik yang mengetuai House Committee on Homeland Security mengatakan bahwa Tiktok merupakan sebuah ancaman nasional dan sudah waktunya untuk mengambil tindakan. 

Menurutnya, siapapun yang telah menggunakan Tiktok di perangkat ponselnya berati telah memberikan sebuah backdoor kepada Chinese Communist Party atau Partai Komunis China. 

Dengan menginstal Tiktok di ponsel maka akan ada balon mata-mata yang bisa menangkap data, keystroke, kata sandi, dan mereka sebenarnya bisa menggunakan algoritma yang bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan sebagai alat propaganda. 

Melalui pernyataan itu, Michael McCaul secara terang-terangan mendukung usaha Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk memblokir Tiktok di Amerika. Beliau juga sangat berharap bahwa perusahaan Amerika bisa mengembangkan sebuah aplikasi berbagi video untuk menggantikan Tiktok.

Namun disamping dukungan beberapa pihak seperti Michael McCaul, keputusan itu tidak lepas juga dari penolakan. Partai Demokrat Amerikat Serikat menentang pemblokiran Tiktok di Amerika karena alasan ekonomi. 

Menurutnya hal tersebut justru akan mempengaruhi bisnis dari negara sekutu seperti kawasan Eropa dan negara Taiwan. Keputusan ini dianggap terlalu terburu-buru dan seharusnya mencoba untuk melakukan konsultasi dahulu kepada para ahli.

Saat ini pemblokiran Tiktok di wilayah Amerika Serikat mulai diterapkan terhadap perangkat-perangkat milik negara. Dengan ditandatanginnya undang-undang tentang pelarangan larangan bagi pegawai federal untuk mengunduh dan menggunakan Tiktok di perangkat milih Pemerintah oleh Presiden Amerika Serikat yaitu Joe Biden. Maka Karyawan pemerintahan di beberapa bagian wilayah Amerika juga dilarang menginstal aplikasi tiktok di perangkat milik negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun