Mohon tunggu...
Nanda Aminata
Nanda Aminata Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

| another dimension |

Selanjutnya

Tutup

Politik

Essay: Kecurangan dalam Pemilihan BEM

18 Mei 2023   18:48 Diperbarui: 19 Mei 2023   09:03 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selain itu, jika kecurangan dalam pemilihan BEM terjadi secara sistematis dan terus-menerus, maka dapat menggerus kepercayaan pemuda terhadap proses demokrasi di Indonesia. Pemuda yang merasa bahwa proses pemilihan BEM yang seharusnya adil dan transparan, malah diwarnai oleh kecurangan, dapat merasa bahwa hal yang sama bisa terjadi dalam konteks politik yang lebih luas di Indonesia.

Dalam hal ini, peran pemuda dalam dinamika politik Indonesia menjadi sangat penting. Pemuda memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan yang signifikan dalam mengubah praktik politik yang tidak sehat. Pemuda dapat mengambil peran aktif dalam menyuarakan tuntutan untuk memperbaiki sistem pemilihan BEM, dan pada gilirannya memperbaiki sistem politik di Indonesia secara keseluruhan.

Dalam konteks pemilihan ketua BEM juga, kejujuran dapat diwujudkan dengan cara-cara seperti tidak melakukan kampanye hitam, tidak memfitnah calon lain, tidak menjanjikan sesuatu yang tidak dapat dipenuhi, serta mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan. Dengan adanya kejujuran dalam proses pemilihan ketua BEM, diharapkan dapat tercipta pemimpin yang benar-benar mewakili aspirasi dan kepentingan mahasiswa.

Oleh karena itu, penting bagi pemuda untuk tetap bersemangat dan terus terlibat dalam aktivitas politik di kampus dan di luar kampus, meskipun terjadi kecurangan dalam pemilihan BEM. Dengan melakukan hal ini, pemuda dapat memainkan peran penting dalam memperbaiki dan mengembangkan sistem politik yang lebih baik di Indonesia. Dengan memastikan bahwa pemilihan dilakukan dengan integritas dan kejujuran yang tinggi, sehingga dapat memperkuat demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun