“Tidak sekedar mengabadikan peristiwa namun juga berbagi cerita”
Kebanyakan orang mengartikan fotografi dengan melukis menggunakan cahaya, baik itu benda maupun sebuah peristiwa. Melalui fotografi seseorang dapat merekam sebuah moment yang menurut dia penting untuk diabadikan, seperti foto keluarga, pernikahan atau, pemandangan alam seperti keindahan gunung, pantai, dll. Namun berbeda dengan Haryo Rachmantyo seorang mahasiswa Universitas Atmajaya Jurusan Komunikasi yang hobi memotret ini.
Dia mempunyai pandangan tersendiri mengenai fotografi. Baginya fotografi merupakan sebuah “story telling”. Dengan fotografi seseorang dapat bercerita sebuah kisah dengan bentuk gambar. Cerita-cerita tersebut bisa dalam bentuk fiksi maupun non fiksi. Bentuk fiksi maksudnya, ketika dia memotret seorang cewek dia nantinya dapat menceritakan dari hasil fotonya mengenai cewek itu secara subjektif. Dia dapat menyebutkan bahwa cewek yang dia foto itu cantik, rambutnya panjang dengan kulitnya yang putih bodinya montok dll, meskipun dalam kenyataannya tidak sama dengan apa yang dia ceritakan tadi.
Sedangkan bentuk non fiksi, dia menjelaskan lebih ke foto jurnalistik. Foto jurnalistik secara sederhana dapat diartikan sebuah foto yang di muat dalam media masa cetak maupun online. Dimana dalam dunia jurnalistik foto yang di ambil merupakan sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi berdasarkan fakta yang ada dan bukan hasil dari karangannya sendiri.
“Dengan fotografi saya merasa lebih mampu menceritakan banyak kisah dibandingkan mengungkapkannya dengan kata-kata” tuturnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H