Mohon tunggu...
nanda
nanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pecinta literasi yang gemar berbagi pemikiran dan pengalaman seputar isu sosial, pendidikan, dan gaya hidup. Selalu bersemangat menjelajahi ide-ide baru dan menciptakan perubahan positif di lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Program Pemberdayaan Masyarakat di Rukun Kampung Bukit Tunggul:

1 Desember 2024   20:36 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cipanjalu, Kabupaten Bandung -- Rukun Kampung Bukit Tunggul, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, menghadapi tantangan serius dalam upaya mengatasi kemiskinan. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 378 jiwa, mayoritas masyarakat di desa ini bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan. Namun, penguasaan lahan oleh PT Zena telah mengakibatkan hilangnya akses masyarakat terhadap lahan pertanian, yang sebelumnya menjadi sumber penghidupan utama.

Kemiskinan di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan, masih menjadi masalah yang kompleks dan mendesak untuk ditangani. Di Kabupaten Bandung, data terbaru menunjukkan bahwa pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin mencapai 239,87 ribu jiwa, atau sekitar 6,19% dari total penduduk. Rukun Kampung Bukit Tunggul menjadi salah satu contoh nyata dari tantangan kemiskinan yang masih merata di daerah terpencil. Masyarakat di desa ini sering kali terjebak dalam siklus kemiskinan akibat keterbatasan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur yang memadai.

Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program pemberdayaan masyarakat telah diluncurkan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal dan memberikan pelatihan keterampilan kepada warga. Salah satu inisiatif yang diusung adalah pengelolaan air bersih oleh BUMDes Cipta Rahayu. Program ini diharapkan dapat meningkatkan akses air bersih dan mendukung kesehatan masyarakat, terutama di musim kemarau ketika kebutuhan air bersih meningkat.

Namun, tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Rukun Kampung Bukit Tunggul tidaklah sedikit. Akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan masih terbatas, dengan jarak yang jauh ke fasilitas kesehatan terdekat dan minimnya akses pendidikan menengah. Sekolah terdekat hanya menyediakan pendidikan hingga tingkat dasar, sementara untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, anak-anak harus menempuh jarak yang jauh. Hal ini menyebabkan banyak anak-anak di Rukun Kampung Bukit Tunggul hanya dapat mengenyam pendidikan hingga tingkat dasar, sehingga menghambat potensi mereka untuk berkembang.

Kondisi ekonomi masyarakat juga diperparah oleh rendahnya pendapatan harian, yang berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 80.000. Dengan pendapatan yang terbatas, masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Selain itu, ketergantungan pada sektor buruh tani yang hasilnya sering kali tidak mencukupi kebutuhan hidup semakin memperburuk kondisi ekonomi dan kualitas hidup masyarakat setempat.

Pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) diharapkan dapat berkolaborasi untuk memberikan dukungan yang lebih besar dalam program pemberdayaan ini. Dengan meningkatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, diharapkan masyarakat Rukun Kampung Bukit Tunggul dapat mencapai kemandirian ekonomi dan sosial. Program-program pelatihan keterampilan, penguatan kelembagaan keuangan mikro, dan pembentukan kelompok usaha produktif diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan potensi lokal dan meningkatkan pendapatan mereka.

Masyarakat berharap agar mereka dapat mengelola lahan secara mandiri dan memperoleh penghidupan yang lebih baik. Dukungan dari pemerintah dalam hal kebijakan yang berpihak kepada masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

Melalui upaya bersama, diharapkan Rukun Kampung Bukit Tunggul dapat bangkit dari keterpurukan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Kesadaran akan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta menjadi kunci dalam mengatasi masalah kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa ini.

Dengan semangat gotong royong dan dukungan yang tepat, Rukun Kampung Bukit Tunggul memiliki potensi untuk menjadi contoh sukses dalam pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun