Mohon tunggu...
Nanda RahayuAgustia
Nanda RahayuAgustia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

hobi membaca buku dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

20 Mei 2024   16:42 Diperbarui: 20 Mei 2024   17:29 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah rintik hujan yang menari

, Gemuruh awan bergemuruh,

 Bumi tersenyum dalam sepi,

 Menyeru nada-nada syahdu.

Tetes bening jatuh lembut,

 Membelai dedaunan rindang, 

Membasuh debu di jalan yang sunyi, 

Menghidupkan harapan yang padam.

Langit kelabu memeluk dunia, 

Dalam pelukan hangat sang awan,

 Hujan menyapa,

 menyapa jiwa, 

Menenangkan hati yang gundah.

Setiap tetes membawa cerita,

 Tentang cinta, 

tentang rindu, 

Mengingatkan bahwa alam bercerita, 

Dalam bahasa air yang syahdu.

Hujan datang, 

membawa pesan, 

Bahwa hidup adalah perputaran, 

Ada saat kering, ada saat basah, 

Dan semua itu adalah bagian dari keindahan.

Hujan, 

oh hujan,

 Dalam rinai kau membawa damai,

 Menyiram jiwa yang merindu tenang,

 Menghapus resah dalam alunan yang tak pernah usai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun